Archive for Februari 2017
Kamis, 02 Februari 2017
Sebelumnya di Kamen Rider VVota
“Love Stroke!” teriak Kamen Rider MC sambil mencambuk Dark
Haruka.
Turima kasih! Turnyata kakak sayang sama aku!” kata cahaya
biru itu dengan logat Jepang.
Tiba-tiba Karen datang sambil membawa handphonenya.
“Gawat… ada monster vampir kali ini! Van, jangan marah ya…
monster itu adalah…” kata Karen.
“Shanju kan?” Kata Evan memotong.
“Waktunya hissatsu!” teriak Kamen Rider Senbatsu. “UHUAKHH..
kenapa terhenti? Sial! Perutku.. kok perih ya.. kok badanku sakit begini… ya?”
gumam Karen yang masih memegangi Dual Shadow Swordnya itu, lalu terjatuh ke
tanah.
“Kalian berdua, pergilah! Akan kuurus dia!” teriak Kamen
Rider MC.
“Tidak! Biarkan aku yang mengurusnya! Kau bawalah dia ke
rumah sakit! Jika yang kau lawan itu adalah oshimu, kau pasti mengerti!” kata
Evan.
***
Kamen Rider MC dan Evan pun bertukar posisi. Evan yang sudah
terengah-engah dengan beberapa luka kecil di tubuhnya pun menggenggam Ultimate
PP di tangan kirinya. Ia pun membuka braceletnya untuk memasukkan Ultimate
PPnya, tapi saat bracelet sudah dibuka, ia dengan sengaja menjatuhkan Ultimate
PPnya ke tanah.
“Loh kenapa? Sudah menyerah ya?” tanya Dark Shanju dengan
mengejek.
“Menyerah? Siapa yang menyerah?” balas Evan dengan mengejek
juga.
“Cih, kau ternyata ingin mati ya?” kata Dark Shanju.
Dark Shanju pun langsung mengeluarkan kembali kelelawar dari
balik tangannya.
“Sial, aku lupa mempertimbangkan hal seperti ini!” teriak
Evan sambil menghindar.
“Mati kau!!” teriak Dark Shanju.
“Hei Shan! Dengarkan aku dulu dong!” teriak Evan yang masih
berusaha menghindar.
“Aku harus mendengarkan apa dari gelandangan macam dirimu?”
“Sialan… dipanggil
gelandangan sama oshi sendiri...” gumam Evan di dalam hati.
“Coba dengarkan aku dulu!” teriak Evan.
“Hmm.. baiklah…” kata Dark Shanju sambil menghentikan
serangannya.
“Begini.. jadi…” Evan mulai berbicara.
“Rasakan ini!” teriak Dark Shanju sambil menyerang Evan
dengan kelelawar lebih banyak lagi.
Evan pun terlempar jauh masih diserang oleh
kelelawar-kelelawar itu.
“H-Hei, i-itu tidak adil!” teriak Evan dalam kesakitan.
“D-Dengarkan aku dulu, serius!”
“Haduh… baiklah.. aku akan mendengarkanmu.” Kata Dark Shanju
yang merasa kecewa belum menghabisi Evan, karena terpaksa mendengar dia terlebih
dahulu.
“Shan, ingat kan? Waktu masih jadi member JKT48?” tanya
Evan.
“Hah? JKT48? Itu sebentar lagi akan berubah jadi budak-budaknya
Dark Veranda! Buat apa diingat?!” jawab Dark Shanju.
“Jawab saja lah!” teriak Evan.
“Cih, dasar wota. Tentu saja aku ingat, tapi apa sih poin
dari menyanyi dan menari di depan orang banyak?” tanya Dark Shanju yang kesal
dengan pertanyaan menyangkut JKT48 ini.
“Tujuannya? Untuk menghibur para fans… dan untuk menjadi
idol yang dekat dengan fans…” jawab Evan. “Kau ingat kan, kau itu kapten team
J!”
“Aku memanglah kapten team J, dan sebentar lagi akan menjadi
komandan pasukannya kak Ve!” teriak Dark Shanju.
“Ingat, kau itu kapten, dan Ve itu berada di bawahmu! Kaulah
atasannya!” kata Evan, mencoba menyadarkan Dark Shanju. “Kalau begini caranya,
kau tidak lain lagi adalah budaknya Ve…”
“APAA? TIDAK MUNGKIN!! MATI KAU MANUSIA!” teriak Dark Shanju
sambil melepaskan kemarahannya.
Tiba-tiba Dark Aura pun keluar dari tubuhnya dan keluarlah
sayap kelelawar yang besar dari punggung Dark Shanju. Dark Shanju pun terbang
dan berusaha membunuh Evan.
“Sial, salah kata! Aku bisa mati! Tapi kalau aku berubah…”
gumam Evan.
“Shan, dengarkan aku dulu!” teriak Evan.
“Tidak ada yang perlu didengarkan lagi!!!” teriak Dark
Shanju marah.
“Kau adalah idolku! Jadi dengarkanlah permintaanku ini!”
teriak Evan.
“Permintaan apa lagi?! Tidak ada permintaan apa-apa, dan aku
bukanlah idolmu!” teriak Dark Shanju.
“Kau adalah idolku! Dan akan selamanya begitu! Dengarkanlah
permintaanku ini: maukah kau tetap menjadi idol yang manis dan selalu disiplin,
menjadi kapten team J, menjadi Pioneer Team J, Pioneer JKT48? Jika begitu, maka
bolehkah aku men-support-mu lebih lagi?” tanya Evan.
“Ya ya ya, terserah kau saja lah…” kata Dark Shanju yang
agak sedikit kesal, dan amarahnya pun mulai menurun.
“Baiklah kalau begitu… izinkan aku mengalahkanmu!” teriak
Evan.
Evan berlari ke arah Ultimate PP yang ia jatuhkan tadi. Dark
Shanju pun menyerang Evan, dengan harapan Evan akan mati sebelum bisa menyentuh
Ultimate PPnya. Mengetahui sedang diserang, Evan mempercepat langkahnya, lalu
ia melompat, dan berguling, tepat di atas Ultimate PP itu.
*Junianatha Form*
“Berubah!” teriak Evan.
“Percuma saja!” teriak Dark Shanju.
“Izinkan aku untuk mensupport tulus.” Kata Kamen Rider VVota
sambil mengeluarkan GuitAxe.
***
Di sisi lain. Karen pun diperiksa oleh Ryan tentang rasa
sakit di badannya, dan sedang mencari penyebab kenapa Karen tiba-tiba berubah
menjadi manusia lagi, meskipun staminanya masih kuat.
“Sial… ini gejala yang sangat aneh… aku tidak bisa mencari
penyebabnya… mungkin Anton bisa membantu… tapi dia tidak di sini lagi!” gumam
Ryan.
“Anton juga tidak dapat membantu” kata sebuah suara.
“Eh… Belt-san! Sedang apa di sini?” tanya Ryan.
“Ya. Sejak Karen mendapatkan Light Form, aku terus mengawasi
penggunaannya. Sebenarnya masih ada kekurangan di form ini.” Kata Belt-san.
“Kekurangan?” tanya Ryan.
“Iya. Teori untuk bergerak dengan kecepatan cahaya adalah
kau harus bisa mengubah tubuhmu menjadi sangat kecil, menjadi partikel-partikel
kecil, hingga tubuhmu tidak memiliki massa lagi, itulah cara agar kau bisa
bergerak dengan kecepatan cahaya…” kata Belt-san.
“Dan kekurangannya… apa?” tanya Ryan.
“Kekurangannya adalah, aku belum bisa menutupi adanya
kebocoran partikel. Maksudnya saat Karen bergerak dengan kecepatan cahaya,
partikel tubuhnya bisa saja ada yang tertinggal, ataupun tidak menyatu lagi di
bagian yang semula. Jika begini terus, ia akan mati.” Kata Belt-san.
“Lalu kenapa kau membuat alat itu!? Kenapa menjadikan Karen
percobaan!?” tanya Ryan marah.
“Hmmm…” gumam Belt-san. “Aku teralihkan…”
“AAARGGH! Teralihkan katamu?!” teriak Ryan, marah, lalu ia
meninggalkan ruangan.
Tak ada yang menyadari, Lisa daritadi mendengar pembicaraan
mereka, karena Lisa masih terbaring di ruangan itu. Ia sudah tersadar ternyata.
***
Dark Shanju masih menyerang Kamen Rider VVota tanpa lengah
sekalipun, dan Kamen Rider VVota pun belum menyerang sama sekali, tapi ia terus
bertahan dengan GuitAxenya. Ia tidak pernah sempat untuk memainkan GuitAxenya
untuk membuat Dark Shanju lengah. Dark Shanju masih berterbang-terbangan dengan
sayap kelelawarnya.
“Sial, kalau begini terus, bakalan aku yang kalah!” teriak
Kamen Rider VVota. “Aku harus cari celah, minimal aku bisa mainin reff 1 lagu!”
Serangan Dark Shanju pun makin menjadi, dengan serangan
kelelawar seperti tembakan sebuah senjata. Kamen Rider VVota menangkis
serangannya seperti bermain baseball; ia memukul “bola” kelelawar itu dengan
“bat”(GuitAxe). Setiap tangkisannya ia coba untuk diarahkan ke Dark Shanju.
Pukulan demi pukulan, akhirnya ia berhasil mengenai Dark Shanju dengan
membalikkan serangannya.
“Yes kena! Ini saatnya!” teriak Kamen Rider VVota.
Kamen Rider VVota pun memainkan lagu Papan Penanda Isi Hati
(Kokoro no Placard).
“Papan penanda isi hati
Padahal jika kau melihat
Pasti akan mengerti, perasaanku
Jika di sini aku tulis
‘Aku suka pada dirimu’
Walau dada berdebar
Walaupun berkeringat
Bisa ungkapkan cinta~”
Dark Shanju yang masih terbang pun lengah, ia menutup
telinganya, dan tiba-tiba sayap di punggungnya menghilang, dan ia pun terjatuh.
Kamen Rider VVota langsung berlari, melompat dan menangkap Dark Shanju yang
terjatuh. Mereka pun mendarat di tanah.
“Kenapa kau menangkapku?!” tanya Dark Shanju.
“Aku ini fansmu, ingat kan?” kata Kamen Rider VVota yang
kembali ke wujud manusia. “Seorang fans akan tetap mendukung oshinya, meskipun
oshinya sedang jatuh, atau melakukan hal yang tidak mengenakan di hati. Karena
itulah, yang dinamakan support tulus.”
“Tunggu… aku ingat sesuatu… aku seperti melihat cahaya…”
kata Dark Shanju yang seperti mendapatkan pencerahan.
“Selamat datang kembali… Shan…” kata Evan sambil tersenyum.
Evan pun maju selangkah, dan memeluk Dark Shanju. Seketika
baju vampir berwarna hitam milik Dark Shanju pun berubah menjadi putih. Shanju
pun memeluk Evan kembali, hingga perlahan Shanju berubah menjadi cahaya biru,
lalu terbang kembali ke tubuh aslinya.
“Woi, Evan! Apaan tuh tadi?! Golden rules woi! Golden rules!
Awas diblacklist!” teriak Anton yang kesal melihat kejadian itu.
“Ton… aku gesrek… bantu aku pulang….” Gumam Evan, gesrek.
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Karen akan mati jika ia berubah menjadi Kamen Rider lagi.”
Kata Ryan.
“Apa? Benarkah?” tanya Anton tidak yakin.
“Benar. Light Form hanyalah percobaan gagal Belt-san yang
lainnya, dan ia menjadikan asisten kepercayaannya menjadi kelinci percobaan!”
kata Ryan.
*SCRATCH*
“Sialan!! Siapa itu?!” teriak Ryan.
“Halo kak, ingat aku? Hahahaha.” Kata Dark Werewolf.
“Wah.. ternyata.. MinLid ya.. lama tak jumpa.. hehehe…” kata
Ryan.
“Tenanglah.. aku hanya akan mencakar
jantungmu!” bisik Dark Lidya.
Dark Lidya sudah melompat, ia
mengeluarkan cakar tajamnya yang tinggal beberapa jengkal lagi dari jantung
Kamen Rider MC. Kamen Rider MC hanya menutup matanya.
“Aarrghh!!!” teriak salah seorang
Kamen Rider.
Episode 25: Perjalanan Akhir Kamen Rider?