Posted by : Dwayne Matthew Evan Minggu, 13 Maret 2016

Sebelumnya di Kamen Rider VVota
“Moenster ini mengubah member menjadi… moenster lagi!” jawab Anton.
“Lawanlah mereka, Kamen Rider!” teriak si Moenster.
“Apa? Aku tidak akan melawan para member ini!” teriak Kamen Rider VVota.
Evan memasangkan kartu itu di PP Deck di dashboard motornya, dan langsung muncul hologram di atas dashboardnya tentang peta tempat yang akan ia tuju.
Akhirnya ia sampai di tempat di mana moenster berulah. Dan ternyata…
***
Akhirnya ia sampai di tempat di mana moenster berulah. Dan ternyata para member yang diculik, semuanya ada di situ, dan semuanya sudah diubah menjadi moenster.
“Sebaiknya kau bisa menanganinya, Kamen Rider, karena kau tidak akan bisa! Hahaha! Pergilah, anak-anakku, dan hancurkan Kamen Rider!” kata moenster itu.
“Kurang ajar!” kata Kamen Rider VVota.
Beberapa moenster menyebar, ada yang jauh ke kota, maupun yang dekat; menganggu warga sipil. Beberapa juga ada yang menyerang fasilitas umum. Sisanya menyerang Kamen Rider VVota.
“Cih, kalau begitu, ayo maju, Nju!” teriak Kamen Rider VVota mantap.
Tapi para moenster(member) itu telah mengepungnya, sehingga Ultimate PP Shanju terlepas dari tangannya.
“Sial, ugh!” gumam Kamen Rider VVota.
Tiba-tiba ada suara teriakan.
“Hei!”
Semua moenster(member) dan Kamen Rider VVota itu langsung menengok ke arah sumber suara. Ternyata itu adalah ketiga member(moenster) itu.
“Kenalilah lawan kalian!” teriak salah satu member.
“Apa? Mereka bisa lepas dari pengaruh pikiranku? Sialan. Anak-anakku, serang pengkhianat itu!”
Para moenster(member) langsung berhenti mengepung Kamen Rider VVota, dan mau menyerang ketiga member(moenster) itu.
“Ay, bangun!” teriak salah satu member ke Ayana dalam wujud moenster itu.
“Bagus. Mohon bantuannya ya!” kata Kamen Rider VVota ke ketiga member itu. “Baiklah, Nju.”
Kamen Rider VVota mengambil Ultimate PP Shanju yang jatuh tadi, lalu ia berubah.
*Chouzetsu kawaii: Junianatha Form*
“Guit-Axe!”
Evan langsung memainkan lagu Refrain Penuh Harapan. Seketika para member itu pun tersadar, meskipun masih berwujud moenster.
“Apa? Jadi kau menghilangkan pengaruh pikiran dariku dengan itu saja?” kata moenster itu panik.
“Ya, tentu saja. Dengan begitu saja, itu sudah cukup~.” Kata Kamen Rider VVota sambil menyanyikan bagian dari lagu Refrain Penuh Harapan.
“Sialan kau, Kamen Rider. Kau akan mendapatkan akibatnya.
“Oh iya? Benarkah? Begitukah? Kalau begitu terima ini. Hissatsu!” jawab Kamen Rider VVota.
*VVaro Force*
“Axe Rhytm!”
“Tidaaaak!” teriak moenster itu lalu meledak.
Seketika pengaruh wujud moenster pada member pun hilang.
“Waah, makasih ya kak!” ujar mereka semua, berterima kasih kepada Kamen Rider VVota.
***
“Apa? Graduate?” tanya Evan agak kecewa.
“Iya, graduate. Karena saat di wujud moenster, kami mengganggu warga sipil, dan menghancurkan fasilitas umum. Ini demi kebaikan JKT48 juga. Tapi tenanglah, ini rahasia kita yang tahu, pihak JOT tidak akan tahu. Tenanglah, tidak semua dari kami yang akan graduate kok.” Jawab salah satu perwakilan member.
“Baiklah. Itu hak kalian untuk memilih.” Jawab Evan.
***
“Jadi itu alasan sebenarnya kenapa beberapa member graduate belakangan ini.” Ujar Anton.
“Benar. Ini semua mereka lakukan demi kelangsungan idol group kita ini.” Kata Evan.
“Baiklah, semoga ini pilihan paling bijak yang mereka pilih ya.” Sahut Anton.
Sejak kejadian itu, VVoshrek belum lagi beraksi selama kurang lebih 1 minggu ini. Sampai akhirnya ada 1 vvombie yang muncul di minggu ini, meskipun itu vvombie biasa yang mudah dikalahkan bahkan tanpa hissatsu. Evan ke tempat itu dengan menggunakan VVota form saja, melawan vvombie itu hingga vvombie itu kalah tanpa hissatsu. Lalu Evan sadar ada orang berbaju hitam lagi di dekatnya. Evan pun berpikiran akan mengikutinya.
Saat sedang mengikuti orang itu, Evan mengamati setiap gerak geriknya, tapi ia masih belum bisa menebak siapakah orang itu. Hal yang pasti yang ia ketahui adalah, orang itu wanita.

***
Tanpa sengaja, Evan menarik hoodie jaket orang itu. Terlihatlah rambut terurai yang panjang.
***
Evan mengamati rambut panjang itu. Lalu ia terpikirkan seseorang.
“Kok kayak rambutnya Karen ya? Hmm..” pikirnya dalam hati.
Evan pun mengikuti orang itu lagi. Sepertinya orang itu merasa diikuti. Sampai tiba-tiba Evan kehilangan jejak orang itu. Tiba-tiba ia diserang dari gang… oleh orang itu. Karena kaget, ia langsung merogoh kantung kiri celananya untuk mengambil VVota Card.
“Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?” tanya orang itu yang ternyata adalah orang misterius yang sedang diikuti Evan.
“T-Tidak, aku hanya…” jawab Evan.
“Tetaplah berjalan, dasar bodoh.” Kata orang misterius itu melepaskan kepalan tangannya di baju Evan.
“Hmm, kasar juga, tidak mungkin Karen juga sih kalau dilihat-lihat juga. Tapi kenapa aku malah kepikirannya Karen ya? Sial.” Gumamnya dalam hati.
***
“Apa yang kau lakukan tadi? Itu berbahaya!” kata suara misterius.
“Tenang saja, dengan barusan dia tidak akan terlalu curiga identitasku yang sebenarnya.” Kata si orang berbaju serba hitam misterius itu.
***
Keesokan harinya, Evan menelepon Karen.
“H-Halo, Karen?” kata Evan di telepon.
“Iya, kenapa, Van?” jawab Karen.
“Aku mau ngobrol nih. Kita ketemu di kafe di toko buku kemarin ya. Nanti jam 12 siang.” Balas Evan.
“Baiklah, sebaiknya kau jangan terlambat, karena kau yang membuat janji.” Balas Karen dengan nada agak ditekan.
“I-Iya deh, Ren!” balas Evan lagi dengan nada seperti orang ketakutan.
Evan pun sampai di toko buku kafe lebih awal, karena ia yang membuat janji, ia harus menepati janjinya. Tak lama Karen pun datang.
“Jadi mau ngobrol tentang apa, Van?” tanya Karen sambil menyimpan tasnya di atas meja.
“Aku mau kasih tahu sesuatu. Tahu tentang kesatria yang melawan para monster di teater itu kan?” tanya Evan kembali.
“Ohh, yang orang-orang bilang Kamen Rider itu ya! Kenapa memang?” tanyanya.
“Jadi sebenarnya…”
Belum selesai Evan berbicara, pelayan di situ sudah menyambut saja.
Setelah memesan minuman pun Evan melanjutkan pembicaraannya.
“Jadi sebenarnya…” kata Evan sambil bola matanya melirik ke arah kanan, melihat seperti origami kupu-kupu yang sedang terbang melewati rak buku-buku.
“Jadi sebenarnya kenapa? Kau lihat apa sih?” tanya Karen penasaran.
“Oh maaf, aku tadi.. ehh… jadi begini. Sebenarnya Kamen Rider VVota itu aku.” Kata Evan dengan terbata-bata.
Suasana hening sejenak.
“Jangan bercanda kamu, hahaha.” Kata Karen.
“Aku tidak bohong. Ini, ini bracelet untuk aku berubah menjadi Kamen Rider, dan ini adalah VVota Card.” Ujar Evan meyakinkan Karen.
“Ah aku tidak percaya, itu pasti cuma mainan kok.” Jawab Karen mempertahankan pernyatannya.
“Tapi kan.. kita sudah berteman lama, masa kau tidak percaya sih? Kita kan sudah percaya satu sama lain!” jawab Evan agak berteriak.
Seketika suasana hening. Si kakek pemilik toko buku kafe, para pelayan, serta pengunjung langsung memerhatikan Evan. Suasana mulai terasa aneh. Para pengunjung langsung menggosipkan tentang mereka adalah pasangan yang berada di ambang putus.
“Ah aku tidak percaya, kau itu pemalu, sedangkan Kamen Rider itu kan pemberani.” Kata Karen.
“Ya sudah deh terserah, biarkan aku melanjutkan ceritaku. Jadi setiap aku bertarung melawan monster itu, selalu ada orang berbaju serba hitam, menggunakan jaket berhoodie, mengenakan masker dan kacamata hitam, dan ternyata dia wanita. Mungkin kau pernah lihat?” tanya Evan.
“Aku belum pernah melihatnya.” Jawab Karen.
Tiba-tiba handphone Karen berbunyi.
“Eh maaf, aku ada urusan lagi, Van. Aku duluan ya.” Kata Karen sesudah mengangkat telepon itu.
“Ah oke deh, sampai ketemu lagi.” Kata Evan.
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Halo? Van? Sepertinya aku melihat monster yang menyerang teater waktu itu!” kata Sandy.
“Sial, para Kamen Rider itu selalu saja menganggu urusanku. Padahal untuk apa membela girlband Jepang itu hah? Dasar!” teriak VVoshrek kesal.
VVoshrek mengeluarkan staff yang dipengaruhi aura gelap dan bercahaya hitam, bagai light stick berwarna hitam.
“Scaber!” teriak VVoshrek.

Episode 11: Amukan Singa yang Terbangun dari Tidurnya

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Any Suggestions/Comments?

Follow


Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2016 Kamen Rider VVota -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Re-Designed by Dwayne Matthew Evan