Posted by : Dwayne Matthew Evan
Minggu, 17 Januari 2016
Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
Evan adalah seseorang VVota pemula, yang terkagum-kagum oleh
Jepang; musik dan budayanya. Ia adalah seorang desainer yang bisa dibilang
“sukarela”. Namun ia terkenal anti-sosial, alias pendiam, dan dia juga kurang
bisa bersosialisasi dengan sesama.
“Berubah!” teriak Evan.
Tiba-tiba terdengar suara *VVOTA Form. ourya oi, ouyra oi,
ourya oi, ourya oi, aaaaa yosha ikuzo!*
“B-Baik! Hissatsu
*VVaro Force*
“VVaro Kick!”
Handphone Evan pun berbunyi seusai kejadian itu. Evan tidak
mengenali nomor siapa yang menelepon, jadi ia tidak mengangkatnya. Akhirnya ia
pun menerima pesan singkat.
“Datanglah ke parkiran, cari mobil van berwarna silver.”
“Eh, parkiran? Kan ada di banyak tempat.” Gumam Evan.
Dan masuklah 1 pesan lagi. “*di depan FX, ganti, bukan di
parkiran”
“Ini orang udah gak kenal, tiba-tiba nyuruh gini lagi.”
Gumamnya kesal.
Evan pun keluar FX dan mencari mobil van berwarna silver
yang dimaksud. Evan langsung menyadari mobil van yang dimaksud sedang memasang
lampu sein kiri. Evan mendatangi mobil itu dan mengetuk.
*tok tok*
Pintu mobil pun dibukakan.
“Hei, masuk sini.” Ujar pria misterius.
“Tapi kau siapa?” tanya Evan kebingungan sambil bingung
karena ia tidak mengenali orang itu.
“Masuk saja, akan kujelaskan di perjalanan nanti.”
Dengan tatapan kosong, dan pikiran yang ke mana-mana, Evan
malah mengangguk-ngangguk saja, dan masuk ke mobil itu. Mobil itu pun berjalan,
tapi Evan tidak tahu arahnya ke mana, karena ia tidak hafal jalan-jalan di
Jakarta.
“Perkenalkan namaku Anton, ini partnerku yang lagi menyetir,
Ryan. Kami adalah peneliti.” Kata pria misterius barusan.
“Aku Evan. Terus tujuannya suruh aku ke sini apa?”
“Begini, kami yang mengembangkan bracelet yang kau pakai
itu. Entah kenapa saat teater JKT48 diserang, bracelet ini hilang secara
tiba-tiba. Terus untung kami pasang pelacak di braceletnya, jadi kami tahu
posisinya dan ternyata kau yang pakai. Bagaimana bisa?”
“Aku juga tidak tahu, saat terjadi ledakan di depan teater,
aku pingsan dan mendapat mimpi, penglihatan cara memakai benda ini, dan ini.”
Jawab Evan sambil mengeluarkan VVota Card dari kantung kirinya.”
“Hah? Darimana kau mendapatkan itu?” teriak Ryan tiba-tiba.
“Aku juga tidak tahu.”
Setelah 25 menit perjalanan di Jakarta yang kebetulan sedang
tidak terlalu macet, mereka sampai di suatu tempat, seperti sebuah laboratorium
pemeriksaan kesehatan.
“Wah, jangan-jangan ini markas mereka…” gumam Evan dalam
hati.
“Sebentar, aku harus ngambil hasil pemeriksaan kakakku
dulu!” kata Ryan.
“Et dah…” gumamnya lagi dalam hati. “Oke, ditunggu.” Jawab
Evan.
Setelah 5 menit, Ryan kembali.
“Oke, sekarang kita pulang!” kata Ryan.
“Gimana hasil tes kakakmu?” tanya Anton.
“Ahh, bukan apa-apa.” Jawab Ryan.
“Bagus deh kalau gak sakit parah.”
Akhirnya mereka pun berangkat lagi, dan sampailah di rumah
yang tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil. Pekarangannya tertata
dengan rapi, dan juga ada kolam ikan kecil di sebelah teras. Di dalam rumah
juga sangat berseni. Gaya rumahnya mirip gaya-gaya jepang tradisional, dengan
barang-barang yang sangat tertata rapi. Evan berpikir mereka ini pasti orangnya
apik sekali. Lalu tibalah mereka di sebuah ruangan, yang kata mereka sih itu
ruangan mereka bekerja.
“Ini dia ruangan kami!” kata Anton sambil membuka pintu
ruangannya.
Terlihatlah setumpukan baju di lantai, kertas-kertas yang
mungkin tertulis rumus-rumus fisika dan kimia berceceran di lantai, bahkan ada
DVD film yang juga berceceran di lantai, serta kertas-kertas kusam seperti
kertas kode cheat game.
“Yaampun, jauh dari ekspektasiku.” Gumam Evan dalam hati,
kecewa karena kenyataan berkata sebaliknya.
***
“Jenderal VVoshrek? Siapa?” tanya Evan sambil meminum air
mineral yang baru disuguhkan mereka berdua.
“Begini ceritanya, beberapa tahun ke belakang, muncul
seorang penjahat yang disebut-sebut sebagai Jendral VVoshrek. Singkat cerita ia
berhasil dikalahkan oleh sekelompok vvota. Namun kami curiga ada seseorang yang
berhasil memindahkan pikiran VVoshrek ke tubuh baru.” Jawab Anton.
“Waktu habis serangan, waktu para VVombie sudah pada mati,
aku melihat ada seseorang dengan bju serba hitam dan pakai hoodie. Mungkin dia
tahu sesuatu?” sahut Evan.
“Dia pasti tahu sesuatu tentang ini.” Sahut Anton.
“Dengar-dengar sih VVoshrek kembali mengembangkan prajurit
lamanya, VVombie, dan juga kembali mengembangkan Moenster, dan kali ini versi
yang kedua, Moenster 2.0. Mereka membutuhkan member JKT48 untuk membuat
Moenster 2.0 lebih kuat dari sebelumnya.” Kata Ryan menambahkan.
“VVoshrek yang sekarang juga lebih kuat dari sebelumnya.
Mentor kami Kapten Mario, sedang berada di luar negeri, jadi kami berdua harus
melatihmu, dan juga membuatkanmu senjata. Karena kau tidak mungkin melawan
VVoshrek dengan tangan kosong.”
“Biar greget gitu.”
Setelah itu Anton dan Ryan sibuk membuatkan senjata baru
untuk Kamen Rider VVota. Evan pun hanya melamun, sambil mencari-cari acara yang
bagus di TV. Ia akhirnya menemukan acara berita. Namun ia lebih banyak melamun
daripada menonton TV.
“Kau adalah tipe yang cukup kalem untuk seorang vvota.” Kata
Anton yang tiba-tiba memecah lamunan Evan.
“Ah iya, sebenernya aku itu pendiam, dan ansos, saat
mengobrol denganmu saja sebenarnya aku agak nervous.”
“Hmmm, begitu ya. Ngomong-ngomong senjatamu hampir jadi,
nanti kalau sudah jadi aku panggil kau saja ya.” Sahut Anton lagi.
“Sebuah ledakan terlihat terjadi di teater JKT48. Untungnya
tidak ada korban jiwa dalam tragedi ini, dan ada banyak yang luka-luka.
Kerusakan pada teater juga cukup parah. Terlihat dari rekaman CCTV, ada seorang
pemuda dengan gagah berani melawan penyerang itu. Meski lolos, tapi karena
dialah teater JKT48 tidak hancur.”
“Itu semua karenamu, oke? Jangan nervous lah, kita kan
teman, meski baru kenalan kita bisa cepat akrab, oke?”
“I-Iya.”
“Dilaporkan ada beberapa member yang diculik oleh si
penyerang, namun masih belum bisa dipastikan siapa saja member yang diculik.”
“Cih, semoga saja Shanju tidak diculik.” Kata Evan.
“Semoga saja, yang penting oshiku tidak diculik, haha.”
“Dan salah satu VVombie bilang demikian, “VVoshrek akan
bangkit kembali!” Kira-kira apa maksudnya ya?”
“Apapun maksudnya, itu bukanlah hal yang bagus.”
“Ton, senjatanya sudah beres!” teriak Ryan.
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Apa kita bisa bertemu sore ini?” kata Karen. “Aku mau
ngomong sesuatu sama kamu. Iyaa, jadi sebenarnya, selama ini, aku…”
“Kemarilah, aku dapat sesuatu yang penting dari serangan
teater tadi.” Kata Sandy.
“BERSIAP-SIAPLAH PARA VVOTA DAN PARA MEMBER AKAN REVOLUSI
IDOL” sebuah pesan tertulis yang ditempel di belakang pintu teater.
Episode 3: Ancaman VVOSHREK!!