Posted by : Dwayne Matthew Evan Minggu, 31 Januari 2016

Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
“Kau masih di teater???” tanya Karen yang mungkin khawatir.
“Tidak, aku sudah menjauh dari teater, aku tidak apa-apa, tidak usah mengkhawatirkanku.” Jawab Evan.
“Apa kita bisa bertemu sore ini?” kata Karen. “Aku mau ngomong sesuatu sama kamu. Iyaa, jadi sebenarnya, selama ini, aku…”
“Aku moenster!”
“BERSIAP-SIAPLAH PARA VVOTA DAN PARA MEMBER AKAN REVOLUSI IDOL” sebuah pesan tertulis yang ditempel di belakang pintu teater.
Handphone Evan pun berbunyi. Ternyata pesan singkat yang berisikan, “Markas. Sekarang.”
***
Evan sudah tidak memiliki tenaga lagi di dalam tubuhnya sehingga ia tidak bisa berlari. Ia berpikir untuk naik transportasi umum, tapi tiba-tiba ada yang mengagetkannya dari belakang. Ternyata itu motor Sandy.
“Buru-buru amat? Sini aku antar.” Kata Sandy sambil turun dari motornya lalu membuka bagasi dan mengambilkan helm.
“Woh, m-makasih, San.” Jawab Evan.
“Mau ke mana kita?”
“Oh ke daerah…” Jawab Evan sambil menunjukkan tempat yang menjadi markas Anton dan Ryan melalui handphonenya.
“Ohh daerah situ, enggak terlalu jauh juga. Ayo!”
Sandy pun memberi tumpangan kepada Evan menuju rumah Anton. Karena hari sudah gelap, dan di Jakarta jam-jam itu adalah jam pulang kantor yang membuat jalanan bisa macet hingga tengah malam, jadi tak heran jika mereka bisa sampai dalam waktu yang lama meski jaraknya tidak terlalu jauh. Setelah menempuh macetnya jalanan Jakarta yang bagai neraka-nya lalu lintas itu, akhirnya sampailah mereka di rumah Anton. Ada sebuah mobil minivan berwarna hitam yang terparkir di depan gerbang rumah Anton.
“Permisi!” teriak Evan.
Setelah beberapa saat keluarlah seorang pria dengan postur tubuh yang tidak terlihat seperti anak muda.
“Iya?? Anda sedang mencari siapa ya?” tanya pria itu.
“Maaf om, menganggu malam begini, Antonnya ada?”
“Oh temennya, Anton. Anton, ini temanmu!”
“Bentar, pah!” teriak suara Anton dari dalam rumah.
Ternyata mobil itu adalah mobil orang tua Anton yang siang tadi sedang tidak ada di rumah.
“Eh Evan, masuk sini, aku sudah menunggumu dari tadi. Ryan juga sudah di dalam kok.”
“O-Oh, iya.”
Evan pun memasuki rumah Anton, dan masuk ke ruangan kerja Anton, dan di sana sudah ada Ryan yang sedang mengotak-ngatik komputer.
“Tujuan kami memanggilmu adalah, ini.”
Anton mengeluarkan sebuah kartu yang sangat indah, dan berwarna emas berkilauan, dan tidak-lain dan tidak bukan, itu… adalah… photopack!
“P-PHOTOPACK? DARIMANA KAU MENDAPATKANNYA? INI BAGUS SEKALI!” teriak Evan tiba-tiba sambil kegirangan.
“Ini adalah Ultimate Photopack, sebenarnya ini adalah versi barunya dari Legendary Photopack yang digunakan kesatria vvota beberapa tahun lalu yang mengalahkan VVoshrek. Entah siapa yang mengirimkan photopack ini, tapi yang pasti, kau bisa mengalahkan para VVombie dan VVoshrek menggunakan ini!”
“Wah, bagus juga ini! A-Aku ambil ya.” Teriak Evan lagi kegirangan sambil membalikkan kartu itu. “Wah…. MARIAGENOVEVANATALIADESYPURNAMASARIGUNAWAN!!!!!”
“Konon ada 4 Ultimate Photopack yang tersebar. Jika kau menemukan semuanya, kau bisa mengalahkan VVoshrek.” Kata Anton.
“Hmm, lalu 3 photopack lagi siapa saja?”
“Masih ada Shanju, terus…” jawab Anton yang belum selesai bicara.
“SHANJUUUUUUUU!!!!!!” potong Evan sambil berteriak.
“Sudah cukup gesreknya? Masih ada Melody Veranda.” Lanjut Anton.
“Hmm, jadi aku harus mencari 3 lagi ya.” Gumam Evan.
“Teman-teman, VVombie sedang berulah di sebuah tempat nongkrong! Mereka menyerang para VVota di sana!” teriak Ryan.
“Ini waktumu. Ayo kita pergi!” kata Anton dengan semangat.
Mereka pun bersiap untuk melawan VVombie. Akhirnya Anton pun mengambil kunci mobil vannya dan berpamitan dengan orang tuanya.
“Mah, Pah, aku pergi dulu sama temen-temen ya!” katanya.
“Hati-hati di jalan, nak.” Jawab ayahnya.
Mereka pun naik mobil, dan mereka pun langsung menuju jalan tersingkat menuju tempat VVombie menyerang. Tapi satu hal yang baru mereka ingat, jalan Jakarta sedang macet-macetnya pada saat itu.
“Oh iya, jalan ini lagi macet. Aku lupa.” Celetuk Evan.
“Bukannya ngomong dari tadi…” kata Ryan kesal.
Akhirnya mereka meloloskan diri dari kemacetan dan berusaha melewati jalan-jalan kecil yang memintas menuju daerah yang mereka tuju. Akhirnya sampailah mereka. Para VVombie terlihat sedang menyerang beberapa VVota, lalu beberapa VVota terkapar di tanah, dan juga VVota-vvota lainnya diculik oleh VVombie.
“Hoi, kau pikir kau sedang apa?” teriak Evan dengan nada sok berani.
“Hmm? Siapa kau? VVota yang ingin mati juga ya?” jawab VVombie itu.
“Kau siapa? Orang baru? Masa tidak tahu? Aku ini Kamen Rider VVota! Aku akan melindungi para VVota, member, dan JKT48 meskipun dengan nyawaku!” teriak Evan
“Hmm, dia adalah orang yang tepat.” Gumam Anton dalam hati.
Evan pun langsung menggulung bagian lengan jaketnya, mengeluarkan VVota Card dari kantung kiri celananya, dan ia pun berubah.
“Berubah!” teriaknya.
*VVOTA Form. ourya oi, ourya oi, ourya oi, ourya oi, aaaaa yosha ikuzo!*
“Pembela kebenaran di dunia ngidol! Aku Kamen Rider VVota!” teriaknya sambil berpose.
“Pembela kebenaran? Kau lebih terlihat seperti pecundang.” Jawab VVombie itu yang langsung berlari menyerangnya.
“Cih, kita lihat saja pada akhirnya.” Kata Evan.
Akhirnya mereka pun bertarung dengan tangan kosong. Sambil saling menghajar, Evan cukup tidak konsentrasi karena bau asem dari ketek VVombie itu yang mematikan. Ia sadar ia tidak bisa menyerangnya jika dari dekat.
“Hey, gunakan Ultimate PP!” teriak Anton.
“Oh iya, benar juga!” teriak Evan.
Evan pun mengeluarkan Ultimate PP Desy yang ia ambil dari Anton. Ia pun mencabut VVota Card, dan menggantinya dengan Ultimate PP Desy.
*Chouzetsu Kawaii! Genoveva Form*
Mempunyai daya tarik yang akan selalu membuat kalian semua penasaran!” kata Evan sesudah ia berubah form. “Wah, form ini bagus juga.”
Lalu ia pun dengan percaya diri menyerang para pasukan VVombie yang lain. Pertarungan mereka berjalan cukup sengit. Dan akhirnya pertahanan VVombie tadi pun lengah, jadi ada celah waktu untuk menggunakan Hissatsu.
“Hissatsu.”
*VVaro Force.*
Tiba-tiba bilah pedangnya bercahaya bagaikan light stick. Evan pun menyerang VVombie dengan hissatsunya.
“Rasakan ini!! Hiyaaa!!” teriak Evan sambil menyerang VVombie. “Titan Slash!” teriak Evan yang sedang menyerang VVombie tadi dan di belakangnya terlihatlah sebuah sosok yang amat besar.
“Huuukk, tidaaaak!!!” teriak VVombie itu, lalu akhirnya meledak.
Pasukan VVombie yang lain pun kabur karena pemimpin mereka hancur. Terlihat pula ada orang berbaju serba hitam yang dilihatnya di teater tadi siang, tapi masih ia hiraukan. Para VVota yang hampir diculik itu pun bersukacita karena mereka selamat, dan berterima kasih kepada Kamen Rider VVota.
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Terima kasih ya kak! Gara-gara kakak kita selamat!”
“Temanku yang seorang vvota juga, tiba-tiba dia lupa tentang JKT48! Bahkan dia bertanya apa itu oshimen, dan siapa oshinya dia itu!” kata Anton.
“Antoon, selamatkan aku!!” teriak Ryan.
“Hah? Ryan? Ke… HEII RYAAANN!!!”
*VVaro Force*
“RAMPAGE SLASH!”

Episode 5: Amnesia.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Any Suggestions/Comments?

Follow


Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2016 Kamen Rider VVota -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Re-Designed by Dwayne Matthew Evan