Archive for Februari 2016
Minggu, 28 Februari 2016
Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
Tiba-tiba muncullah seorang wanita yang dalam wujud monster,
lalu berubah menjadi wujud manusia, seorang wanita yang sangat cantik, dan Ryan
mengenalnya.
“Tunggu!” teriak Ryan. “Ini tidak mungkin… K-Kakak?”
“Kakak? Apa maksudmu?” tanya Anton.
“Aku adalah pemimpin Moenster! Chou Moenster!”
“Dan warna emas itu rasanya tak asing… jangan-jangan itu
Ultimate PP?” teriak Evan.
Sudah 3 hari terakhir ini Evan terus menyisir sekitar teater
sampai tempat terpencil sekalipun, untuk mencari Ultimate PP.
“Duh kok tidak ketemu ya?” gumamnya.
Sekuriti teater pun akhirnya bertanya karena ia selalu
melihat Evan di sekitar teater.
“Mas, maaf lagi cari apa ya?”
“Oh, ini saya lagi cari photopack, pak, mungkin bapak
lihat?” jawab Evan.
“Kalo itu saya kurang tau, mas. Kirain lagi apa mas.”
“Hehe, iya pak.”
Pencarian hari itu pun akhirnya berakhir, dan hasilnya,
masih belum ketemu. Evan bertekad untuk datang tiap hari ke fx untuk mencari
Ultimate PP tersebut. Beberapa hari pun berlalu, ia masih mencari Ultimate PP.
Sampai suatu hari, Anton datang untuk membantunya. Kebetulan itu saat itu show
sudah dimulai kembali, dan kebetulan #TWTDay, jadi Anton sebenarnya ingin
teateran.
Tapi VVoshrek memang mengganggu. Ia tetap saja menyerang
teater. Saat Evan dan Anton sedang mencari, tiba-tiba vvombie dan moenster
sudah memenuhi teater.
“JKT48 AKAN HANCUR!” teriak Chou Moenster.
Evan kesal melihat itu dan ia langsung berubah. Ia juga
melihat ada moenster yang mengenakan seifuku.
*VVOTA Form. Ourya oi, ourya oi, ourya oi, ourya oi, aaaaa
yosha ikuzo!*
“Jadi idol group kita akan diganti sama mereka ya, cih
menjijikan. Light sword!”
Kamen Rider VVota pun berlari menahan para vvombie dan
moenster yang menyerang di depan teater. Awalnya ia berhasil menahan mereka
semua, tapi mereka terlalu banyak, Kamen Rider VVota yang sempat lengah pun
kena serangan dari para vvombie dan moenster itu.
*RAMPAGE*
“RAMPAGE SLASH!”
Hissatsu yang dilakukan Kamen Rider VVota dalam Rampage mode
itu tidak cukup, vvombie dan moenster masih berdatangan.
“Sial, tapi sebanyak apapun kalian, aku rela mati demi
teater dan idol group kesayanganku ini!” teriak Kamen Rider VVota sambil
memasang wajah tersenyum.
Tiba-tiba muncullah terang warna emas yang entah dari mana
datangnya yang menyilaukan mata Kamen Rider VVota.
“Siapapun itu, tolong pinjamkan kekuatanmu!” teriak Kamen
Rider VVota.
Terang emas itu pun terbang, bergerak dan berhenti di
genggaman tangan Kamen Rider VVota.
*Chouzetsu kawaii! Junianatha Form*
Kamen Rider VVota menekan tombol di Light Handle, bilah
pedang Light Sword pun hilang.
“Manis dan selalu disiplin! Ayo kita maju, Shanju!” Teriak
Kamen Rider VVota sambil menekan tombol di Light Handle.
Tiba-tiba Light Handle berubah menjadi kapak berbentuk
gitar. Strap gitar pun memanjang dan terpasang di gitar itu di tubuh Kamen
Rider VVota.
“Bagus, Guit-Axe!”
Kamen Rider VVota semakin semangat melawan para vvombie dan
moenster. Karena Guit-Axe yang dipegangnya itu dalam mode Guitar, ia memainkan
lagu JKT48 dari gitarnya itu. Para vvombie dan moenster tidak tahan mendengar
suara lagu JKT48 yang indah itu. Beberapa vvombie dan moenster melarikan diri.
“Hissatsu! Axe Rhytm!”
Kamen Rider VVota mencabut Ultimate PP Shanju dari
braceletnya dan memasangkannya di PP Deck di Guit-Axe.
*VVaro Force*
Kamen Rider VVota berlari dan menyerang setiap vvombie dan
moenster yang didekatnya. Akhirnya teater dan fx terbebas dari vvombie dan
moenster. Ia pun melihat ada orang berbaju serba hitam itu lagi muncul di
sebrangnya. Lalu orang itu pergi. Akhirnya Kamen Rider VVota berubah menjadi
wujud manusia kembali. Ia semakin penasaran tentang orang itu, karena orang itu
selalu muncul di setiap pertarungan Kamen Rider VVota dengan vvombie ataupun
moenster. Ia pun menatap Ultimate PP Shanju, kemudian ia mimisan dan pingsan.
Ia pun terbangun di rumah Anton.
“Loh, Ton, aku kenapa?” tanya Evan.
“Kau gesrek liat Ultimate PP Shanju. Untuk keamanan aku
amankan dulu.”
***
Anton mengambil Ultimate PP Shanju dengan sarung tangan,
memasukkannya ke plastik seperti plastik barang bukti di kepolisian, menaruhnya
di dalam brankas tertutup rapi oleh kain agar tidak terlihat.
***
“Sepertinya tidak usah seperti itu deh.” Kata Evan.
Ia pun teringat bayangan-bayangan Ultimate PP Shanju.
“Sial, sepertinya memang harus begitu… aku tidak kuat.” Kata
Evan lemas.
Show Team T hari itu pun berjalan dengan baik, Anton jadi
gesrek karena divvaro oleh oshinya, Anin. Karena kebanyakan member yang diculik
oleh VVoshrek adalah member Team KIII, jadi JOT baru memulai kembali show untuk
Team J dan Team T, meskipun beberapa orang di Team J juga masih belum ada
kabarnya.
“Oh iya, Ton, kau tahu tidak tentang orang berbaju serba
hitam? Dia selalu muncul di medan pertempuran.”
“Ahh, ehh, aku, ta.. eh.. tidak tahu. K-Kenapa memang?”
tanya Anton yang bertingkah seperti menutup-nutupi sesuatu.
“Tidak, aku penasaran di siapa. Apa maksudnya juga dia
selalu muncul di medan pertempuranku.” Kata Evan.
“Mungkin saja dia teman kita?” jawab Anton seperti
memberikan sebuah petunjuk.
“Entahlah, akan kuselidiki lebih lanjut deh.” Kata Evan.
Handphone Anton pun berbunyi.
“Ini Ryan. Sebentar. Halo kenapa Ryan?”
“Alig, Ton, VVoshrek mengamuk di tengah kota!”
“Serius, Yan? Oke kita ke sana! Van, siap-siap, VVoshrek
sedang mengamuk!” kata Anton.
“Siap. Yossha ikuzo!” teriak Evan seamngat.
Amukan VVoshrek semakin menjadi. Ia menembaki seluruh
gedung-gedung di kota Jakarta. Saat ia ingin menyerang para warga, ia ditembak
oleh Kamen Rider VVota.
“Cari lawan yang sepadan dong!” teriak Kamen Rider VVota
dengan Form Genoveva sambil mengokang Light Gun.
“Kamen Rider. Akhirnya kau tiba.” Kata VVoshrek marah.
Akhirnya mereka pun bertempur dengan sengitnya. Mereka
beradu tembakan. Tapi semua tembakan Kamen Rider VVota meleset.
“Giliranku.” Kata VVoshrek ntabz.
VVoshrek menembaki Kamen Rider VVota dari tangannya dan
mengenai Kamen Rider VVota. Tembakannya hampir mengenai bracelet Kamen Rider
VVota namun berhasil tertahan oleh tangan kiri Kamen Rider VVota.
“Dia terlalu kuat! Anton, aku butuh bantuan!” teriak Kamen
Rider VVota.
“Ini, aku bawakan! Ambil!” teriak Anton sambil melempar
Ultimate PP Shanju.
“Terima kasih!” kata Kamen Rider VVota sambil menangkap Ultimate
PP Shanju. “Ayo kita maju, Nju!”
*Chouzetsu kawaii! Junianatha Form*
“Guit-Axe! Rasakan ini VVoshrek!” teriak Kamen Ride VVota
sambil memainkan lagu JKT48.
“Aduuh, lagu mengerikan apa ini?” teriak VVoshrek.
VVoshrek pun semakin menjadi-jadi. Amukannya makin besar,
dan tembakannya makin menjadi dan hampir mengenai warga sipil.
“Jangan libatkan orang tak bersalah dong! Hissatsu!”
*VVaro Force*
“Axe Rhytm!” teriak Kamen Rider VVota ntabz.
Sabetan kapak dari Guit-Axe tepat mengenai dada VVoshrek dan
hampir mengenai jantungnya. VVoshrek pun menjadi lemah, lalu ia melarikan diri.
“Ternyata kau selemah itu ya!” kata Kamen Rider VVota
meremehkan.
Kamen Rider VVota pun kembali menjadi wujud manusia. Ia
melihat kembali orang berbaju serba hitam di sebelah kanannya.
“Hei tunggu!” teriak Evan sambil berlari mengejar orang itu.
Orang itu pun berlari. Evan mengejarnya namun ia hampir
tertinggal. Tanpa sengaja, Evan menarik hoodie jaket orang itu. Terlihatlah
rambut terurai yang panjang. Orang itu pun menatap Evan sejenak, ia mengenakan
kacamata hitam tertutup serta penutup wajah. Orang itu pun berlari makin
kencang.
“Hah? Siapa orang itu ya?” kata Evan lalu berhenti berlari.
***
“Kau hampir diketahui oleh Kamen Rider VVota. Lain kali kau
harus hati-hati.” Kata suara misterius.
“Maafkan aku, aku akan lebih hati-hati lagi. Aku terlalu
dekat hari ini.” Kata si orang berbaju serba hitam dengan suara tersamarkan.
“Ya sudah. Lagipula kau pada waktunya kau akan menunjukkan
siapa dirimu sebenarnya, kan?” kata suara misterius itu.
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Ke eco-park, sekarang! Kami mendeteksi VVoshrek dan Chou
Moenster bersama para member yang diculik! Kami tunggu di tempat parkir!”
“Eh, kok samaan ya? Hehe?” ujar Karen.
“Tunggu! Moenster ini sedang melakukan sesuatu!” kata Ryan.
“Lawanlah mereka, Kamen Rider!” teriak si Moenster.
“Apa? Aku tidak akan melawan para member ini!” teriak Kamen
Rider VVota.
Episode 9: Kekuatan Spesial Moenster. JKT48 Bisa
Tergantikan!
Minggu, 21 Februari 2016
Hai guys! Gwe akan share gambar scan dari Televi-kun (Tipu-Tipu) tentang Kamen Rider VVota, tapi ini masih VVota Form! Update berikutnya gwe akan menyusul!
Sekian untuk post kali ini, nantikan update ceritanya minggu depan!
Tag :// Televi-kun (Tipu-Tipu),
Tag :// Trivia
Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
“Hmm? Anton? Ini di mana?” jawab Evan.
“Masa iya? Aku tidak ingat.” Kata Evan dengan yakin.
“Hmm, tidak juga. Kalau begitu kau membutuhkan ini.”
“Membutuhkan apa?”
“River.” Kata Karen yakin.
“Hissatsu! Wink wa Sankai! (Berkedip 3 Kali)”
“Tidak secepat itu.” Terdengar suara perempuan yang
terdengar familiar bagi Ryan.
“Aku kenal suara ini. Ini seperti suara… ini pasti tidak
mungkin.”
Tiba-tiba muncullah seorang wanita yang dalam wujud monster,
lalu berubah menjadi wujud manusia, seorang wanita yang sangat cantik, dan Ryan
mengenalnya.
“Sialan, mati kau!” teriak Evan sambil menodongkan Light Gun
ke arah wanita itu.
“Tunggu!” teriak Ryan. “Ini tidak mungkin… K-Kakak?”
“Kakak? Apa maksudmu?” tanya Anton.
“Saat kemarin aku mengambil hasil pemeriksaan kakak, ia
sebenarnya terserang virus yang tidak wajar, speerti parasit, yang mengalir di
darahnya, dan virus ini akan menginfeksi otak inangnya. Jika otak inangnya
terinfeksi, masih belum ada berita yang jelas akan seperti apa. Lalu kakak
menghilang.” Kata Ryan dengan tatapan kosong.
“Ya, dan aku berubah ke wujud ini! Aku adalah pemimpin
Moenster! Chou Moenster!”
“Tapi, kenapa?” tanya Ryan yang mulai meneteskan air mata.
“Karena dia memiliki impian tak tercapai.” Kata seseorang pria
dari balik sebuah ruangan.
“Itu… VV-VVoshrek!” kata Anton terbata-bata.
“Apa maksudmu impian tak tercapai?” tanya Evan.
“Jauh di dalam hatinya, dia ingin menjadi member, tapi ia
pikir ia tidak bisa, jadi ia agak menyakiti dirinya sendiri. Jadi aku
memberinya jalan keluar.” Kata VVoshrek dengan tersenyum.
“Dasar kurang ajar!” teriak Evan, lalu keluarlah api di
sekujur tubuhnya.
*RAMPAGE*
“Hissatsu!” teriak Evan.
*VVaro Force*
“RAMPAGE SHOOT!” teriak Evan sambil menekan pelatuk pada
handle.
Keluarlah peluru dengan api menyala dengan tak terkendali
keluar dari Light Gun. VVoshrek terkena semua tembakan itu lalu ia meledak.
“Mati kau VVoshrek!” teriak Evan.
Ia melihat lagi orang berbaju serba hitam yang bersembunyi
di pilar. Karena Evan menyadari keberadaannya, orang itu pun pergi.
“Tunggu kau siapa?!” teriak Evan.
“Kau pikir aku selemah itu hah?” kata VVoshrek yang
tiba-tiba muncul kembali. “Kita akan bertemu lagi, Kamen Rider. Ayo pergi, Chou
Moenster.”
VVoshrek mengibaskan jubahnya dan menutupi dirinya dan Chou
Moenster dan mereka menghilang. Kamen Rider VVota pun kembali ke wujud manusia.
“Sudah cukup, Van.” Kata Ryan masih termenung.
“Apanya yang cukup?!” balas Evan.
“Van, tenanglah. Berilah Ryan waktu berapapun yang dia
butuhkan, lagi pula kita semua selamat kan?” kata Anton kalem.
“Baiklah, aku terlalu terbawa emosi.” Kata Evan. “Dan aku
penasaran dengan orang yang berbaju serba hitam itu, dia selalu muncul di mana
vvombie menyerang maupun moenster. Aku yakin dia mencari sesuatu.”
“Yasudah lah, lebih baik kita beristirahat, kau juga,
kepalamu masih perlu istirahat. Dan juga kalau dipikir-pikir, dengan hancurnya
vvombie amnesia itu, efeknya seharusnya juga hilang, dan segala sesuatu yang
terjadi dalam pengaruh itu juga pasti hilang, dengan kata lain kau akan lupa
kejadian ini.”
“Apa? Tunggu aku jadi ingat sesuatu. Karen pernah berkata
soal sesuatu yang berhubungan dengan hal ini. Jangan-jangan dia…” gumam Evan.
Lalu cahaya menyinari pandangannya. Evan pun terbangun di
kasurnya. Apakah ini mimpi? Mungkin saja, itulah yang dipikirkan Evan.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kosannya. Evan pun membukakannya.
“Eh ibu, kenapa ya bu? Tunggakan kan sudah saya bayar
seminggu lalu.” Tanya Evan kepada orang yang mengetuk yang ternyata adalah ibu
kos.
“Enggak, ibu cuma mau nanya, yang di situ itu motor kamu?”
tanya ibu kos.
Evan melihat motor itu. Sudah jelas ini bukan mimpi
pikirnya.
“Oh iya bu, maaf, tidak boleh parkir di situ ya?” tanya Evan
agak ketakutan.
“Oh bukan gitu, ibu cuma penasaran saja, soalnya motor itu
suka terlihat di kosan ini dan tidak pernah ada yang lihat pengendaranya, tapi
ternyata kamu toh, yowes, makasih ya.” Jawab ibu kos.
“Fiuh, untung saja, kukira ini masalah uang kosan.” Pikir
Evan.
Evan pun mengunjungi rumah Anton. Sesampainya di sana,
terlihatlah Ryan yang sedang duduk di sofa dan masih termenung.
“Ada apa ini?” tanya Evan.
“Oh iya, aku baru ingat, kau kan lupa. Ada sesuatu yang
terjadi.” Kata Anton sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Evan, “Kakaknya
Ryan adalah pemimpin moenster.”
“Apa?!” kata Evan agak keras, “Ryan, aku.. turut..”
“Sudahlah, bukan salahmu.” Kata Ryan dengan tatapan kosong.
Di televisi yang sedang menyala, tiba-tiba acara talkshow
yang sedang berlangsung dipotong oleh breaking news.
“Permirsa, mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami baru
saja mendapat laporan dari sebuah video amatir, bahwa beberapa monster kembali
muncul dan sempat menyerang fx Sudirman. Berikut video amatirnya.”
“Itu vvombie! Dan warna emas itu rasanya tak asing…
jangan-jangan itu Ultimate PP?” teriak Evan.
“Kau kesanalah duluan, kami akan menyusul!” Kata Anton.
Evan pun menaiki Light Cycle dan langsung menuju fx
Sudirman. Sesampainya di sana, terlihatlah beberapa vvombie di luar yang sedang
menyerang beberapa pengunjung di sana.
“Hei, carilah lawan yang sepadan!” teriak Evan, “Berubah!”
*Genoveva Form*
“Rasakan ini! Light Gun!” teriak Evan.
Evan melawan vvombie yang lemah-lemah itu dengan mudahnya,
ia pun masuk ke dalam fx dan ia langsung tahu ke mana tujuannya, tidak lain dan
tidak bukan, Teater JKT48. Evan pun berlari dan sampailah ia di Teater.
Terlihatlah Chou Moenster yang sedang berdiri di depan Teater.
“Kau!” teriak Evan, “Jelaskan apa maumu?”
“Kau lagi. Aku? Hanya ingin menjadi bagian dari dunia
peridolan. Mereka tidak akan menerimaku jadi aku akan masuk dengan memaksa, dan
semua member yang lain akan kuubah menjadi moenster! Hahaha!”
“Berisik, kami para VVota tidak akan pernah menerima member
yang kejam sepertimu! Hissatsu. Wink wa Sankai!”
Light Gun menembakkan tembakan yang terlihat seperti kedipan
mata sebanyak 3 kali. Chou Moenster yang terlihat sedang lengah terkena
serangan itu, namun ia masih sanggup berdiri.
“Sialan kau, Kamen Rider. Kita akan bertemu lagi!” teriak
Chou Moenster lalu pergi.
“Cih, enak saja mau menyerang Teater kesayanganku ini.” Kata
Evan sambil kembali ke wujud manusia, “Eh loh. Show bakal ada lagi minggu depan!
Asik! Kasih tau Sandy ahh~”
Evan mengambil handphonenya dan menelepon Sandy, “Oi San,
show bakalan ada lagi minggu depan!”
“Iya aku tahu, aku lihat pengumumannya, sudah dari 3 hari
yang lalu, masa kau tidak tahu? Haha”
“Lah, kok aku baru tahu. Ya sudah deh.”
Evan pun teringat, di TV ia melihat kilauan Ultimate PP di
dekat Teater, namun setelah ia cari-cari, ia tidak menemukannya. Ia penasaran
siapakah orang di Ultimate PP tersebut?
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Duh kok tidak ketemu ya?” gumamnya.
“JKT48 AKAN HANCUR!” teriak Chou Moenster.
“Siapapun itu, tolong pinjamkan kekuatanmu!” teriak Kamen
Rider VVota.
“Manis dan selalu disiplin!” Teriak Kamen Rider VVota sambil
menekan tombol di Light Handle.
Episode 8: Senyum Seribu Ekspresi
Minggu, 14 Februari 2016
Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
Kamen Rider VVota tiba-tiba memanggil sebuah motor yang
cukup besar untuk badannya, sebuah motor yang bernomor 48, dan terlihat ada
Photopack Deck di dashboard motor itu. Kamen Rider VVota langsung menaikinya,
menancap gas dan mengejar VVombie itu.
*Type Change.*
“LIGHT GUN!” teriak Kamen Rider VVota.
Ia pun menembaki vvombie yang kabur itu dari kencangnya
motor yang masih berjalan.
“Apa? Baiklah aku akan jaga ja…. AARGH!”
Kamen Rider VVota terjatuh dari motornya karena ia lengah
saat mengangat telepon dari Anton jadi tembakan VVombie mengenai dirinya.
Terlihatlah di belakang Anton menyusul dengan mobil vannya,
dan terlihatlah Evan yang sudah terkapar di tengah jalan dengan motornya. Dan
juga terlihat pula orang dengan baju serba hitam di situ, namun tidak ada yang
menyadarinya.
“Ayo bantu naikkan dia dan motornya sebelum aku antar kalian
pulang.” Kata Anton kepada para VVota yang sudah sembuh dari amnesianya itu
yang berada di mobil vannya.
“Aku tidak mau pulang sebelum temanku kembali!” kata salah
satu VVota.
“Hmm?” sahut Anton.
“Karena… karena… aku sudah berjanji kepada orang tuanya
bahwa aku akan menjaganya di sini!”
“Baiklah, kita akan menemukan temanmu itu, kau tenang saja.”
Para VVota itu pun membantu Anton menaikkan motor itu dan Evan
ke mobil vannya, ya meskipun mvil vannya tidak cukup, tapi mereka
memaksakannya. Evan pun terlihat hanya melihat dengan tatapan kosong. Anton pun
mengantarkan satu-satu VVota ke rumahnya ataupun ke tempat di mana mereka
menginap untuk beberapa vvota dari luar kota, kecuali si VVota yang ingin
menyelamatkan temannya ini.
“Ngomong-ngomong, siapa namamu?” tanya Anton.
“Namaku Felix.” Jawabnya.
“Dan siapa nama temanmu itu?”
“Yuka…”
“Baiklah Fel, aku berjanji kita pasti akan menemukan Yuka,
oke?”
“T-Terima kasih ya..”
Akhirnya mereka sampai di rumah Anton. Orang tua Anton
sedang berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Mereka pun menurunkan motor
dan Evan masuk ke ruangan kerja Anton. Evan dibaringkan di meja, dan Anton pun
meninggalkan Felix dan Evan di ruangannya untuk mengambilkan minum. Saat
kembali wajah Felix agak terkejut.
“Ada apa, Fel?” tanya Anton
“Dia.. dia… sudah sadar!”
“Benarkah?!”
“Hei Van, Van! Oii!” panggilnya.
“Hmm? Anton? Ini di mana?” jawab Evan.
“Ini di rumahku.”
“Hmm? Kok aku baru melihat ruangan ini ya?”
“Kau sudah pernah ke sini kok.”
“Masa iya? Aku tidak ingat.” Kata Evan dengan yakin.
“Jangan-jangan.. dia jadi amnesia?” pikir Anton.
“Benda apa ini yang ada di tangan kananku?” tanya Evan.
“Sial, dia benar-benar lupa.” Gumamnya.
“Itu bracelet, kau ingat?” tanya Anton.
“Bracelet apa?” tanya Evan lagi.
“Sudahlah… nanti saja kita bahas lagi.”
Tiba-tiba Handphone Evan berdering.
“Maaf ini Karen, aku harus mengangkatnya. Iya kenapa, Ren?”
“Bisakah kita bertemu?” tanya Karen.
“Bisa saja, di mana?”
“Kudengar ada sebuah toko buku baru, ada kafenya,
orang-orang bilang sih toko buku kafe, baru buka dua minggu yang lalu. Nanti
aku send location ya.”
“Baiklah, aku akan segera ke sana.”
“Hei, bawa saja motor yang ada di depan oke?” kata Anton.
“Motormu? Oke, terima kasih!”
Evan pun keluar. Melihat motor itu, ia merasa seperti Déjà
vu.
“Hmm, kayaknya pernah liat, tapi di mana ya? Ah mungkin di
mimpi saja.”
Evan langsung menyalakan motor itu, dan menancapkan gas
menuju toko buku kafe. Sesampainya di sana, ia memarkirkan motornya lalu masuk.
“Selamat datang!” kata salah satu pelayan.
“Hei Van, di sini!” panggil Karen.
“Haii. Jadi ada apa memanggilku ke sini?”
“Enggak aku hanya ingin mengobrol saja. Aku melihat berita
tentang ada monster yang menyerang seorang pahlawan bertopeng yang pernah
terlihat juga di teater JKT48 dan menyelamatkan para vvota, lalu ia terjatuh
saat mengejar monster tersebut.”
“Hah? Memang ada kejadian seperti itu belakangan ini?”
“Jadi kau lupa ya?”
“Kenapa semua orang bilang aku lupa? Apa aku melewatkan
sesuatu?”
“Hmm, tidak juga. Kalau begitu kau membutuhkan ini.”
“Membutuhkan apa?”
“River.” Kata Karen yakin.
“Apa itu? Sungai?” tanya Evan.
“Kau akan tahu.” Jawab Karen.
Sejak saat itu, sampai ia pulang, sampai menjelang tidur
juga, ia terus memikirkan itu, River. Ia pun tertidur, lalu bermimpi. Dalam
mimpinya, ia melihat Shanju memberikan wink kepadanya dengan diiringi lagu River.
Ia pun terbangun dan hari sudah pagi. Ia akhirnya mengerti apa maksudnya. Ia
pun mandi dan bersiap-siap lalu menaiki motornya dan menuju rumah Anton.
“Anton!” teriak Evan saat sampai di rumah Anton.
“Iyaa? Kenapa, Van?” tanya Anton.
“Aku sudah mendapatkan jawabannya!” kata Evan yakin.
“Jawaban apa?”
Tiba-tiba handphone Anton berdering.
“Ini dari Ryan! Halo?”
“Ton! Maaf aku tidak bisa lama-lama, cepatlah datang ke
pabrik sepatu yang sudah lama ditinggalkan, yang di pinggiran kota! Atau tidak
vvombie ini akan melepaskan special powernya hingga seluruh dunia! Ini tidak
hanya akan berlaku untuk JKT48 saja, tapi untuk seluruh 48 Family yang ada!
Kami yang ditangkap juga akan ia ubah menjadi vvombie! Maaf aku harus pergi”
Kata Ryan terburu-buru.
“Baiklah aku mengerti!” kata Anton.
“Hei Fel, siapkan barangmu, kita jemput temanmu!”
***
“Hei, apa yang kau lakukan?” teriak salah satu VVombie
kepada Ryan.
“Tidak, aku tidak melakukan apa-apa.” Jawab Ryan.
“Sebaiknya memang begitu. Kau tidak akan bisa apa-apa jika
kami sudah mengubahmu menjadi seperti kami.”
Tiba-tiba terdengar tangisan seorang wanita.
“Hei, siapa namamu? Aku Ryan.”
“N-Namaku… Y-Yuka…” jawabnya.
“Kau tidak usah khawatir. Aku akan mengeluarkanmu dari sini?
Oke?”
***
Sampailah Anton dan Evan di pabrik yang dimaksud. Dari luar
saja sudah terdengar ada suara aneh di dalam. Menurut orang-orang sekitar,
suara itu adalah suara dari para pegawai pabrik yang mati di pabrik itu. Tapi
sebenarnya itu adalah ulah VVombie.
“Hei, nanti kau pasangkan kartu yang ada di kantung kirimu
di bracelet ini, lalu berubahlah, oke? Ayo kita masuk.” Kata Anton.
Mereka pun masuk ke pabrik itu. Dan terdengarlah sebuah
teriakan minta tolong dan asalnya dari sebuah ruangan yang berada di belakang
VVombie bersenjata jarak jauh yang kemarin.
“Ternyata kau sudah tiba, Kamen Rider.” Kata VVombie itu.
“Aku tidak tahu apa yang kau katakan. Meskipun mungkin aku
tidak ingat,” Kata Evan, “tetapi yang aku percayai, seluas apapun sungai di
hadapan kita, pasti akan ada tepiannya! Sama seperti ingatanku, selama aku
berusaha mengingatnya pasti akan teringat kembali! Berubah.”
*VVOTA Form. ourya oi, ourya oi, ourya oi, ourya oi, aaaaa yosha
ikuzo!*
“Oh yeah! Sekarang aku ingat semuanya! Light sword!”
Evan pun menyerang VVombie itu dengan penuh semangat dan
hati-hati, sebab ia berpikir jika mengenai tubuhnya ia bisa lupa kembali.
“Sepertinya aku tidak bisa mengalahkannya dengan form ini.
Baiklah! Ayo Desy!”
*Chouzetsu Kawaii! Genoveva Form*
Evan pun menekan Trigger di Handle Light Swordnya lalu
bilahnya menghilang. Ia menarik PP Deck, memiringkannya, lalu mendorongnya ke
bawah, dan jadilah Light Gun. Ia pun beradu tembakan dengan VVombie itu, dan
akhirnya terlihatlah kelengahan vvombie tersebut saat menembak, yaitu saat
menembak, sisi titik butanya tidak terjaga.
“Hissatsu! Wink wa Sankai! (Berkedip 3 Kali)”
Di ujung Light Gun pun bercahaya dan menembak tiga kali
seperti sebuah kedipan mata.
“Tidaaak!!! Aku tidak percaya kau menang!” teriak VVombie
itu lalu meledak.
Pintu di mana Ryan dan yang lainnya disandera itu pun dibuka
oleh Kamen Rider VVota. Sebagian besar mengucapkan terima kasih lalu mengajak
berfoto bersama (loh).
“Felix!”
“Yuka! Maaf aku tidak menjagamu dengan baik!”
“Iya tidak apa-apa, yang penting aku selamat.”
“Kalau begitu, ayo kita pulang.” Kata Ryan.
“Tidak secepat itu.” Terdengar suara perempuan yang
terdengar familiar bagi Ryan.
“Aku kenal suara ini. Ini seperti suara… ini pasti tidak
mungkin.”
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Kakak? Apa maksudmu?” tanya Anton.
*RAMPAGE*
“Hissatsu!” teriak Evan.
“Kau lagi. Aku? Hanya ingin menjadi bagian dari dunia
peridolan. Mereka tidak akan menerimaku jadi aku akan masuk dengan memaksa, dan
semua member yang lain akan kuubah menjadi moenster! Hahaha!”
“Berisik, kami para VVota tidak akan pernah menerima member
yang kejam sepertimu!”
Episode 7: Titik Awal Revolusi Idol?
Senin, 08 Februari 2016
“Hai, kak,” kata seorang wanita.
“Hmm, suara siapa ini?” tanya Evan yang sedang berjalan di
sebuah gang yang cukup hening.
Di belakangnya terdapat member JKT48.
“Huwah apa ini?!” teriak Evan, “Oh, ternyata mimpi lagi.”
Evan terbangun dari mimpinya yang membuatnya kaget. Ia pun
mencuci mukanya, menggosok giginya, dan hendak memasak. Tiba-tiba handphonenya
berbunyi.
“Evan, ke rumahku, cepat! Tidak ada waktu lagi!” kata Anton
di telepon.
“Tapi aku belum makan, kalau harus melawan VVombie, aku
tidak sanggup, harus makan dulu!” jawab Evan dengan nada lemas.
“Sudahlah, kau mending mati kelaparan atau mati tanpa vvaro
dari member? Ayo cepat!” Jawab Evan.
“Kampret.” Gumam Evan.
Ia langsung mengenakan jaketnya, mengambil helm, lalu mengambil
kunci motornya lalu pergi ke rumah Anton. Sesampainya di rumah Anton, Anton dan
Ryan sudah dalam mobil van mereka.
“Masuklah.” Kata Ryan.
“Kenapa?” tanya Evan sambil memegangi perutnya yang
kelaparan.
“Jadi begini, kami berhasil menyadap VVoshrek, ia berencana
akan menculik para member yang sedang mengunjungi rumah saudara-saudaranya pada
hari ini, kita harus menghentikannya!” kata Anton.
“Baiklah, pertama kita harus ke mana?” tanya Evan.
“Hmm, yang paling dekat dari sini, Yupi.” Kata Ryan.
“Baiklah, yosha ikuzo!” jawab Evan semangat.
Mereka pun langsung berangkat menuju tempat yang akan dituju
Yupi saat itu dan tibalah mereka sebelum Yupi tiba, dan akhirnya tibalah mobil
yang ada Yupi di dalamnya. Dan seketika itu juga muncul moenster yang entah
datang dari mana saat Yupi keluar dari mobilnya.
“Aaaaaa..!” teriak Yupi yang melihat moenster yang
mendekatinya.
“Hentikan moenster!”
teriak Evan yang terlihat ada darah keluar dari hidungnya.
“Ton, dia gesrek.” Kata Ryan.
“Sudah biarkan saja.” Kata Anton.
“Kamen Rider? Kau pikir kau bisa menghentikan usaha kami
hah?” kata moenster itu.
“Harusnya kau sadar, kalau yang baik itu selalu menang.
Berubah!” teriak Evan.
*VVOTA Form. ourya oi, ourya oi, ourya oi, ourya oi, aaaaa yosha
ikuzo!*
“Light sword! Rasakan ini moenster!”
Moenster itu pun akhirnya melawan Kamen Rider VVota. Anton
dan Ryan keluar dari mobilnya, dan menyuruh Yupi dan beberapa anggota
keluarganya untuk masuk ke rumah saudara yang dikunjunginya untuk berlindung.
Moenster menangkis semua serangan Kamen Rider VVota dengan mudahnya.
“Cuma itu kemampuanmu?” kata moenster meremehkan Kamen Rider
VVota.
“Ini bukan apa-apa. Ketahuilah, bahwa kalian tidak akan bisa
melawan para vvota! Camkan itu!” teriak Kamen Rider VVota dengan semangat. “Hissatsu!”
*VVaro Force*
“VVaro Kick!”
“Huaakh. Dasar kau…” ujar moenster lalu meledak.
Yupi pun menghampiri Kamen Rider VVota.
“Wah makasih yah, kak! Kalau gak ada kakak aku gatau nih
bakal diapain!”
“I-Iya, s-sama-sama.” Jawab Evan terbata-bata.
Jauh di dalam helmnya, ia kembali nosebleed.
“Ayo, kita harus pergi.” Kata Anton.
Akhirnya mereka pun pergi dari situ dan bergerak ke tempat
tujuan member yang hendak diculik oleh VVoshrek. Berikutnya, Elaine. Lalu
sampailah mereka di daerah rumah saudara Elaine. Dan terlihatlah Elaine yang
keluar dari rumah saudaranya, mungkin mau menuju rumah saudaranya yang lain
lagi. Dan muncullah vvombie.
“Eh, bau apa ini?” gumam Elaine.
“Hai.” Kata vvombie itu.
“Haaah?! Siapa kamu?” tanya Elaine ketakutan.
“Aku…”
“Light sword!” teriak Kamen Rider VVota yang menyerang
vvombie tersebut, “Elaine, berlindunglah, aku akan mengurusnya!”
“Sebenarnya apa sih tujuan kalian para vvombie?!” celetuk
Evan yang kesal dengan para vvombie.
“Tujuan kami? Kau tidak perlu tahu!” kata vvombie itu.
“Baiklah, kau yang minta. Hissatsu! Light Saber! ! Taiga!
Faiya! Saiba! Faiba! Daiba! Baiba! Jya jya!” teriak Evan sambil menyerang VVombie
itu.
“Dasar Kamen Rider, kenapa kalian selalu menghalangi kami?!”
teriak vvombie itu lalu meledak.
“Wah, terima kasih ya kak!” kata Elaine.
“Iya, sama-sama..”
“Oi, V..” panggil Ryan.
“Jangan sebut nama, bodoh!” kata Anton sambil memukul kepala Ryan.
“Maaf! Tapi kita harus mengejar yang satu ini! Dia bergerak sangat
cepat! Kita akan jalan duluan.” Kata Ryan.
“Baiklah! Aku pergi dulu ya?” kata Evan berharap akan divvaro.
“Iya, sekali lagi terima kasih ya!” jawab Elaine lagi.
Kamen Rider VVota pun menyusul mobil van Anton dan Ryan dengan
Light Cycle-nya.
“Kita sudah dekat, nah member yang berikut ini adalah…”
“SHANJU!” celetuk Evan.
“Aku belum selesai ngomong, bagaimana kau tahu?” kata Anton.
“Karena aku melihat vvombie dan moenster sedang menuju ke arah
mobilnya!” jawab Evan yang langsung menancap gas motornya.
“Light gun!” teriak Evan sambil menembak vvombie dan moenster yang
mengejar mobil Shanju.
“Biar kuurus hama ini.” Kata vvombie.
“Hissatsu! VVaro Kick!” teriak Evan yang melompat dari atas
motornya ke arah vvombie tadi.
“Apa-apaan itu, aku tidak menduganya!” sahut sang vvombie, lalu
meledak.
Evan pun jatuh ke arah motornya kembali dan langsung
mengendarainya menyusul moenster. Ternyata moenster berhasil menghentikan laju
mobil Shanju.
“Hei, lawanmu itu aku!” teriak Evan sambil menembak moenster
dengan Light Gun.
Moenster itu pun menjadi marah, “Dasar kau!”
Moenster menembaki Kamen Rider VVota hingga Kamen Rider VVota terkapar
di jalan. Kamen Rider VVota tetap menembaki moenster meskipun itu tidak
mengefek sama sekali kepada moenster.
“Baiklah! Ayo kita pakai Ultimate PP! Ayo Desy!” teriak Evan.
*Chouzetsu Kawaii! Genoveva Form*
Kamen Rider VVota berubah ke Form Genoveva, lalu ia menggunakan
hissatsu.
“Hissatsu! Wink wa Sankai!” teriak Evan lalu menembakkan Light
Gun.
Moenster itu pun terkena tembakan Light Gun, lalu meledak.
Shanju pun keluar dari mobilnya dan berterima kasih kepada Kamen
Rider VVota, tapi saat Shanju berterima kasih, Kamen Rider VVota malah kembali
terkapar di tanah dan tidak bergerak layaknya orang mati.
***
“Mundur moenster dan vvombie, kita biarkan kemenangan ini menjadi
milik Kamen Rider. Kita akan membalasnya suatu saat nanti.” Kata VVoshrek
kepada pasukannya.
***
“Eh, para vvombie dan moenster mundur! Kita menang!” teriak Ryan.
“Yeaaahh, kau dengar? Kita menang!” teriak Anton kepada Evan yang
masih terkapar di jalan.
Akhirnya kejadian itu pun berlalu, Evan kembali ke kosannya dan
hendak beristirahat. Ia pun teringat kembali perkataan vvombie tadi.
“Dasar Kamen Rider, kenapa kalian
selalu menghalangi kami?!”
“Apa maksudnya kalian ya? Mungkin ada Kamen Rider yang lain lagi?
Hmm entahlah.” Pikirnya.
Happy Chinese New Year buat yang merayakan^^
Happy Chinese New Year buat yang merayakan^^
Tag :// Special Episode
Minggu, 07 Februari 2016
Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
“Tujuan kami memanggilmu adalah, ini.”
“P-PHOTOPACK?”
*Chouzetsu Kawaii! Genoveva Form.*
“Mempunyai daya tarik
yang akan selalu membuat kalian semua penasaran!”
“Wahh terima kasih ya kak!” teriak mereka semua.
“Iya, sama-sama!” jawab Evan dalam wujud Kamen Rider VVota
lalu ia pergi.
Setelah kembali ke wujud manusia, ia berjalan menuju mobil
vannya sambil memandangi Ultimate PP Desy sambil menutup mulutnya, seperti
sedang tersenyum malu-malu. Ia pun masuk ke dalam van.
“Oi, kenapa?” tanya Anton.
Evan diam saja.
“Kenapa sih? Kau senang ya berhasil mengalahkan VVombie
tadi?” tanyanya lagi.
Evan masih terdiam. Setelah diperhatikan lebih lagi oleh
Anton, ternyata…
“*gubrak* Yaelah malah nosebleed dia.” Kata Anton.
“Hmpffh, maaf. Aku… maaf….” Jawab Evan sambil menghapus
darah dari hidungnya.
Akhirnya Evan pun diantar oleh Anton dan Ryan kembali ke
kosannya.
“Gila, hari yang melelahkan. Dari pagi sampai sekarang, udah
lawan monster bau asem kayak begitu, akhirnya aku bisa istirahat juga…” kata
Evan sambil membaringkan badannya di kasurnya.
Ia terus memandangi Ultimate PP Desy.
1 menit pertama. Biasa saja.
5 menit berikutnya. Biasa saja.
10 menit berikutnya. Biasa saja.
Tiba-tiba foto Desy di Ultimate PP terlihat seperti
mengedipkan matanya.
“Huoffft, apa-apaan ini!?” teriak Evan, lalu nosebleed.
“Sudahlah sebaiknya aku tidur, aku tidak akan bisa beristirahat kalau begini
caranya!” lanjutnya lagi sambil bergumam.
Evan pun memejamkan matanya. Lalu ia pun tertidur.
Tiba-tiba terdengar suara.
“Terima kasih ya kak! Gara-gara kakak kita selamat!”
Evan pun terbangun, seluruh member yang diculik ada di
hadapannya. Hal yang dipikirannya, ini-pasti-mimpi-ini-pasti-mimpi.
Dan benar, itu hanyalah mimpi. “Haduh, mimpi lagi ya.”
Beberapa hari kemudian. Evan pun kelaparan karena ia belum
makan dari kemarin, dan kebetulan persediaan makanan yang ia punya hampir
habis. Ia pun berencana pergi ke minimarket untuk membeli makanan siap saji
agar tidak harus ribet-ribet membeli bahan baku yang lain. Setelah
bersiap-siap; mencuci muka, gosok gigi, dan membasahkan rambut, ia pun
berangkat ke minimarket. Ia pun membeli mi instan, dan segala sesuatu yang
instan, dan juga sabun, shampoo, dan sabun cuci muka. Saat ia keluar dari
minimarket, sebuah mobil van mennyampirinya.
“Oi Van, masuk sini!” kata Anton dari jendela pintu depan.
“Hah, ada apa?”
“Nanti kujelaskan di perjalanan.” Jawab Anton lagi.
“Tapi aku harus kembali dulu ke kosan. Aku belum makan
pula.”
“Sudahlah, itu urusan gampang!” kata Ryan.
Dengan tatapan yang seperti orang bodoh itupun Evan menuruti
perkataan mereka, masuk ke mobil mereka.
“Jadi kenapa?”
“Temanku yang seorang vvota juga, tiba-tiba dia lupa tentang
JKT48! Bahkan dia bertanya apa itu oshimen, dan siapa oshinya dia itu!” kata
Anton.
“Loh, kenapa bisa?
“Aku juga tidak tahu, tiba-tiba dia juga bertanya apa itu
lightstick yang ada di tasnya, photopack di dompetnya, music card juga. Ini
aneh sekali.”
“Lah? Ini tidak mungkin. Mungkin kepalanya terbentur atau
apa gitu?”
“Tidak. Kami juga mendapat informasi, banyak vvota yang
melupakan oshinya! Tapi yang anehnya lagi, hanya ada di satu titik daerah di
mana banyak vvota yang lupa.”
“Benarkah? Sebenarnya apa ini?”
“Kita akan mencari tahu. Kita sedang menuju ke sana.”
Setelah menempuh 30 menit perjalanan mereka pun sampai di
daerah itu. Mereka menuruni mobil van mereka yang diparkirkan di pinggir jalan,
dan mereka mulai mencari, mencari semua vvota yang tiba-tiba amnesia itu. Ternyata
tidak sulit mencarinya, baru berjalan beberapa meter saja mereka sudah terlihat
di ujung jalan. Saat hendak mendekati mereka, Anton, Ryan, dan Evan ditembaki.
“Hah apa ini? Darimana ini berasal?” teriak Evan.
“Dari atas sana!” sahut Ryan sambil melihat vvombie yang
turun dari salah satu gedung.
“Kalian berlindunglah bersama para vvota ini!” kata Evan
kepada Anton dan Ryan. “Berubah!”
*VVOTA Form. ourya oi, ourya oi, ourya oi, ourya oi, aaaaa yosha
ikuzo!*
“Light sword!” teriaknya untuk memanggil pedang miliknya.
“Hiaaaaat!”
Saat hendak menyerang, tiba-tiba muncullah 1 vvombie lainnya
dan langsung menyerang Kamen Rider VVota dengan pedang. VVombie dengan senjata
jarak jauh tersebut kabur membawa kabur vvota-vvota yang amnesia itu.
“Hei tunggu, kau mau ke mana?” teriak Kamen Rider VVota
kepada vvombie yang hendak kabur itu.
“Lawanmu sekarang adalah aku!” sahut vvombie berpedang tadi.
“Alig, suaranya keras banget, kalau begitu kau akan
kukalahkan!”
Mereka pun bertarung dengan sengit.
***
Di sisi lain, vvombie dengan senjata jarak jauh tadi kabur
dengan beberapa vvota, dan tanpa sadar…
Ryan terbawa!
Ryan terbawa!
“Antoon, selamatkan aku!!” teriak Ryan.
“Hah? Ryan? Ke… HEII RYAAANN!!!”
“Ryan? Hei dasar vvombie bau asem kurang ajar!” teriak Evan.
Ia pun menyerang vvombie berpedang itu penuh emosi, light
stick yang ada di kepalanya pun semakin lama semakin terang. Emosinya pun
semakin tidak terkendali.
“Hissatsu!”
*VVaro Force*
“RAMPAGE SLASH!”
Tiba-tiba api muncul di seluruh tubuh Kamen Rider VVota.
Daun-daun kering dan kertas-kertas kecil yang ada didekatnya pun terbakar.
Kamen Rider VVota menyerang vvombie berpedang tadi dengan satu serangan saja, namun tidak terlihat
apakan bilah pedang yang menyala itu mengenai vvombie atau tidak, namun vvombie
itu tetap meledak.
VVombie bersenjata jauh itu pun sudah cukup jauh melarikan
diri. Dengan emosi yang masih cukup membara, Kamen Rider VVota tiba-tiba
memanggil sebuah motor yang cukup besar untuk badannya, sebuah motor yang
bernomor 48, dan terlihat ada Photopack Deck di dashboard motor itu. Kamen
Rider VVota langsung menaikinya, menancap gas dan mengejar VVombie itu. Lalu
ada telepon dari Anton.
“Van, kami baru saja mengupgrade senjatamu kemarin. Coba kau
pegang handlenya, tarik PP Deck ke atas, miringkan sedikit, lalu dorong ke
bawah, itu akan menjadi pistol.”
“Baiklah!” jawab Evan dengan nada yakin.
Kamen Rider VVota melakukan apa yang dibilang Anton, lalu
berubahlah senjata itu menjadi sebuah pistol.
*Type Change.*
“LIGHT GUN!” teriak Kamen Rider VVota.
Ia pun menembaki vvombie yang kabur itu dari kencangnya
motor yang masih berjalan.
***
“Ehh aku di mana?” kata salah satu vvota di tempat di mana
para vvota amnesia.
“Hah, apakah kau sudah ingat kembali?” tanya Anton.
“Ingat apa?”
“Tentang JKT48? Apa kau ingat?”
“Oh iya! Bagaimana aku bisa lupa? Apa yang terjadi?”
“Aku juga tidak tahu.”
Anton pun berpikir, dan ia menemukan jawabannya. Ia pun
menelepon Evan kembali.
“Hati-hati, jaga jarak, jangan dekat-dekat. Special power
vvombie itu adalah… AMNESIA! VVombie yang kau kejar yang menyebabkan para VVota
amnesia!”
“Apa? Baiklah aku akan jaga ja…. AARGH!”
Kamen Rider VVota terjatuh dari motornya karena ia lengah
saat mengangat telepon dari Anton jadi tembakan VVombie mengenai dirinya.
“Rasakan itu, Kamen Rider!” kata VVombie bersenjata jarah
jauh itu lalu kabur.
“Sial.” Gumam Evan lalu kembali ke wujud manusia.
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Masa iya? Aku tidak ingat.” Kata Evan dengan yakin.
“Jangan-jangan.. dia jadi amnesia?” pikir Anton.
“Hmm, tidak juga. Kalau begitu kau membutuhkan ini.”
“Membutuhkan apa?”
“River.” Kata Karen yakin.
*Chouzetsu Kawaii! Genoveva Form*
“Hissatsu! Wink wa Sankai! (Berkedip 3 Kali)”
Episode 6: Bagaimana Kau Bisa Lupa?