Posted by : Dwayne Matthew Evan Minggu, 21 Februari 2016

Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
“Hmm? Anton? Ini di mana?” jawab Evan.
“Masa iya? Aku tidak ingat.” Kata Evan dengan yakin.
“Hmm, tidak juga. Kalau begitu kau membutuhkan ini.”
“Membutuhkan apa?”
“River.” Kata Karen yakin.
“Hissatsu! Wink wa Sankai! (Berkedip 3 Kali)”
“Tidak secepat itu.” Terdengar suara perempuan yang terdengar familiar bagi Ryan.
“Aku kenal suara ini. Ini seperti suara… ini pasti tidak mungkin.”
 ***
Tiba-tiba muncullah seorang wanita yang dalam wujud monster, lalu berubah menjadi wujud manusia, seorang wanita yang sangat cantik, dan Ryan mengenalnya.
“Sialan, mati kau!” teriak Evan sambil menodongkan Light Gun ke arah wanita itu.
“Tunggu!” teriak Ryan. “Ini tidak mungkin… K-Kakak?”
“Kakak? Apa maksudmu?” tanya Anton.
“Saat kemarin aku mengambil hasil pemeriksaan kakak, ia sebenarnya terserang virus yang tidak wajar, speerti parasit, yang mengalir di darahnya, dan virus ini akan menginfeksi otak inangnya. Jika otak inangnya terinfeksi, masih belum ada berita yang jelas akan seperti apa. Lalu kakak menghilang.” Kata Ryan dengan tatapan kosong.
“Ya, dan aku berubah ke wujud ini! Aku adalah pemimpin Moenster! Chou Moenster!”
“Tapi, kenapa?” tanya Ryan yang mulai meneteskan air mata.
“Karena dia memiliki impian tak tercapai.” Kata seseorang pria dari balik sebuah ruangan.
“Itu… VV-VVoshrek!” kata Anton terbata-bata.
“Apa maksudmu impian tak tercapai?” tanya Evan.
“Jauh di dalam hatinya, dia ingin menjadi member, tapi ia pikir ia tidak bisa, jadi ia agak menyakiti dirinya sendiri. Jadi aku memberinya jalan keluar.” Kata VVoshrek dengan tersenyum.
“Dasar kurang ajar!” teriak Evan, lalu keluarlah api di sekujur tubuhnya.
*RAMPAGE*
“Hissatsu!” teriak Evan.
*VVaro Force*
“RAMPAGE SHOOT!” teriak Evan sambil menekan pelatuk pada handle.
Keluarlah peluru dengan api menyala dengan tak terkendali keluar dari Light Gun. VVoshrek terkena semua tembakan itu lalu ia meledak.
“Mati kau VVoshrek!” teriak Evan.
Ia melihat lagi orang berbaju serba hitam yang bersembunyi di pilar. Karena Evan menyadari keberadaannya, orang itu pun pergi.
“Tunggu kau siapa?!” teriak Evan.
“Kau pikir aku selemah itu hah?” kata VVoshrek yang tiba-tiba muncul kembali. “Kita akan bertemu lagi, Kamen Rider. Ayo pergi, Chou Moenster.”
VVoshrek mengibaskan jubahnya dan menutupi dirinya dan Chou Moenster dan mereka menghilang. Kamen Rider VVota pun kembali ke wujud manusia.
“Sudah cukup, Van.” Kata Ryan masih termenung.
“Apanya yang cukup?!” balas Evan.
“Van, tenanglah. Berilah Ryan waktu berapapun yang dia butuhkan, lagi pula kita semua selamat kan?” kata Anton kalem.
“Baiklah, aku terlalu terbawa emosi.” Kata Evan. “Dan aku penasaran dengan orang yang berbaju serba hitam itu, dia selalu muncul di mana vvombie menyerang maupun moenster. Aku yakin dia mencari sesuatu.”
“Yasudah lah, lebih baik kita beristirahat, kau juga, kepalamu masih perlu istirahat. Dan juga kalau dipikir-pikir, dengan hancurnya vvombie amnesia itu, efeknya seharusnya juga hilang, dan segala sesuatu yang terjadi dalam pengaruh itu juga pasti hilang, dengan kata lain kau akan lupa kejadian ini.”
“Apa? Tunggu aku jadi ingat sesuatu. Karen pernah berkata soal sesuatu yang berhubungan dengan hal ini. Jangan-jangan dia…” gumam Evan.
Lalu cahaya menyinari pandangannya. Evan pun terbangun di kasurnya. Apakah ini mimpi? Mungkin saja, itulah yang dipikirkan Evan. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kosannya. Evan pun membukakannya.
“Eh ibu, kenapa ya bu? Tunggakan kan sudah saya bayar seminggu lalu.” Tanya Evan kepada orang yang mengetuk yang ternyata adalah ibu kos.
“Enggak, ibu cuma mau nanya, yang di situ itu motor kamu?” tanya ibu kos.
Evan melihat motor itu. Sudah jelas ini bukan mimpi pikirnya.
“Oh iya bu, maaf, tidak boleh parkir di situ ya?” tanya Evan agak ketakutan.
“Oh bukan gitu, ibu cuma penasaran saja, soalnya motor itu suka terlihat di kosan ini dan tidak pernah ada yang lihat pengendaranya, tapi ternyata kamu toh, yowes, makasih ya.” Jawab ibu kos.
“Fiuh, untung saja, kukira ini masalah uang kosan.” Pikir Evan.
Evan pun mengunjungi rumah Anton. Sesampainya di sana, terlihatlah Ryan yang sedang duduk di sofa dan masih termenung.
“Ada apa ini?” tanya Evan.
“Oh iya, aku baru ingat, kau kan lupa. Ada sesuatu yang terjadi.” Kata Anton sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Evan, “Kakaknya Ryan adalah pemimpin moenster.”
“Apa?!” kata Evan agak keras, “Ryan, aku.. turut..”
“Sudahlah, bukan salahmu.” Kata Ryan dengan tatapan kosong.
Di televisi yang sedang menyala, tiba-tiba acara talkshow yang sedang berlangsung dipotong oleh breaking news.
“Permirsa, mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami baru saja mendapat laporan dari sebuah video amatir, bahwa beberapa monster kembali muncul dan sempat menyerang fx Sudirman. Berikut video amatirnya.”
“Itu vvombie! Dan warna emas itu rasanya tak asing… jangan-jangan itu Ultimate PP?” teriak Evan.
“Kau kesanalah duluan, kami akan menyusul!” Kata Anton.
Evan pun menaiki Light Cycle dan langsung menuju fx Sudirman. Sesampainya di sana, terlihatlah beberapa vvombie di luar yang sedang menyerang beberapa pengunjung di sana.
“Hei, carilah lawan yang sepadan!” teriak Evan, “Berubah!”
*Genoveva Form*
“Rasakan ini! Light Gun!” teriak Evan.
Evan melawan vvombie yang lemah-lemah itu dengan mudahnya, ia pun masuk ke dalam fx dan ia langsung tahu ke mana tujuannya, tidak lain dan tidak bukan, Teater JKT48. Evan pun berlari dan sampailah ia di Teater. Terlihatlah Chou Moenster yang sedang berdiri di depan Teater.
“Kau!” teriak Evan, “Jelaskan apa maumu?”
“Kau lagi. Aku? Hanya ingin menjadi bagian dari dunia peridolan. Mereka tidak akan menerimaku jadi aku akan masuk dengan memaksa, dan semua member yang lain akan kuubah menjadi moenster! Hahaha!”
“Berisik, kami para VVota tidak akan pernah menerima member yang kejam sepertimu! Hissatsu. Wink wa Sankai!”
Light Gun menembakkan tembakan yang terlihat seperti kedipan mata sebanyak 3 kali. Chou Moenster yang terlihat sedang lengah terkena serangan itu, namun ia masih sanggup berdiri.
“Sialan kau, Kamen Rider. Kita akan bertemu lagi!” teriak Chou Moenster lalu pergi.
“Cih, enak saja mau menyerang Teater kesayanganku ini.” Kata Evan sambil kembali ke wujud manusia, “Eh loh. Show bakal ada lagi minggu depan! Asik! Kasih tau Sandy ahh~”
Evan mengambil handphonenya dan menelepon Sandy, “Oi San, show bakalan ada lagi minggu depan!”
“Iya aku tahu, aku lihat pengumumannya, sudah dari 3 hari yang lalu, masa kau tidak tahu? Haha”
“Lah, kok aku baru tahu. Ya sudah deh.”
Evan pun teringat, di TV ia melihat kilauan Ultimate PP di dekat Teater, namun setelah ia cari-cari, ia tidak menemukannya. Ia penasaran siapakah orang di Ultimate PP tersebut?
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Duh kok tidak ketemu ya?” gumamnya.
“JKT48 AKAN HANCUR!” teriak Chou Moenster.
“Siapapun itu, tolong pinjamkan kekuatanmu!” teriak Kamen Rider VVota.
“Manis dan selalu disiplin!” Teriak Kamen Rider VVota sambil menekan tombol di Light Handle.

Episode 8: Senyum Seribu Ekspresi

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Any Suggestions/Comments?

Follow


Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2016 Kamen Rider VVota -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Re-Designed by Dwayne Matthew Evan