Posted by : Dwayne Matthew Evan
Minggu, 21 Februari 2016
Sebelumnya, di Kamen Rider VVota!
“Hmm? Anton? Ini di mana?” jawab Evan.
“Masa iya? Aku tidak ingat.” Kata Evan dengan yakin.
“Hmm, tidak juga. Kalau begitu kau membutuhkan ini.”
“Membutuhkan apa?”
“River.” Kata Karen yakin.
“Hissatsu! Wink wa Sankai! (Berkedip 3 Kali)”
“Tidak secepat itu.” Terdengar suara perempuan yang
terdengar familiar bagi Ryan.
“Aku kenal suara ini. Ini seperti suara… ini pasti tidak
mungkin.”
Tiba-tiba muncullah seorang wanita yang dalam wujud monster,
lalu berubah menjadi wujud manusia, seorang wanita yang sangat cantik, dan Ryan
mengenalnya.
“Sialan, mati kau!” teriak Evan sambil menodongkan Light Gun
ke arah wanita itu.
“Tunggu!” teriak Ryan. “Ini tidak mungkin… K-Kakak?”
“Kakak? Apa maksudmu?” tanya Anton.
“Saat kemarin aku mengambil hasil pemeriksaan kakak, ia
sebenarnya terserang virus yang tidak wajar, speerti parasit, yang mengalir di
darahnya, dan virus ini akan menginfeksi otak inangnya. Jika otak inangnya
terinfeksi, masih belum ada berita yang jelas akan seperti apa. Lalu kakak
menghilang.” Kata Ryan dengan tatapan kosong.
“Ya, dan aku berubah ke wujud ini! Aku adalah pemimpin
Moenster! Chou Moenster!”
“Tapi, kenapa?” tanya Ryan yang mulai meneteskan air mata.
“Karena dia memiliki impian tak tercapai.” Kata seseorang pria
dari balik sebuah ruangan.
“Itu… VV-VVoshrek!” kata Anton terbata-bata.
“Apa maksudmu impian tak tercapai?” tanya Evan.
“Jauh di dalam hatinya, dia ingin menjadi member, tapi ia
pikir ia tidak bisa, jadi ia agak menyakiti dirinya sendiri. Jadi aku
memberinya jalan keluar.” Kata VVoshrek dengan tersenyum.
“Dasar kurang ajar!” teriak Evan, lalu keluarlah api di
sekujur tubuhnya.
*RAMPAGE*
“Hissatsu!” teriak Evan.
*VVaro Force*
“RAMPAGE SHOOT!” teriak Evan sambil menekan pelatuk pada
handle.
Keluarlah peluru dengan api menyala dengan tak terkendali
keluar dari Light Gun. VVoshrek terkena semua tembakan itu lalu ia meledak.
“Mati kau VVoshrek!” teriak Evan.
Ia melihat lagi orang berbaju serba hitam yang bersembunyi
di pilar. Karena Evan menyadari keberadaannya, orang itu pun pergi.
“Tunggu kau siapa?!” teriak Evan.
“Kau pikir aku selemah itu hah?” kata VVoshrek yang
tiba-tiba muncul kembali. “Kita akan bertemu lagi, Kamen Rider. Ayo pergi, Chou
Moenster.”
VVoshrek mengibaskan jubahnya dan menutupi dirinya dan Chou
Moenster dan mereka menghilang. Kamen Rider VVota pun kembali ke wujud manusia.
“Sudah cukup, Van.” Kata Ryan masih termenung.
“Apanya yang cukup?!” balas Evan.
“Van, tenanglah. Berilah Ryan waktu berapapun yang dia
butuhkan, lagi pula kita semua selamat kan?” kata Anton kalem.
“Baiklah, aku terlalu terbawa emosi.” Kata Evan. “Dan aku
penasaran dengan orang yang berbaju serba hitam itu, dia selalu muncul di mana
vvombie menyerang maupun moenster. Aku yakin dia mencari sesuatu.”
“Yasudah lah, lebih baik kita beristirahat, kau juga,
kepalamu masih perlu istirahat. Dan juga kalau dipikir-pikir, dengan hancurnya
vvombie amnesia itu, efeknya seharusnya juga hilang, dan segala sesuatu yang
terjadi dalam pengaruh itu juga pasti hilang, dengan kata lain kau akan lupa
kejadian ini.”
“Apa? Tunggu aku jadi ingat sesuatu. Karen pernah berkata
soal sesuatu yang berhubungan dengan hal ini. Jangan-jangan dia…” gumam Evan.
Lalu cahaya menyinari pandangannya. Evan pun terbangun di
kasurnya. Apakah ini mimpi? Mungkin saja, itulah yang dipikirkan Evan.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kosannya. Evan pun membukakannya.
“Eh ibu, kenapa ya bu? Tunggakan kan sudah saya bayar
seminggu lalu.” Tanya Evan kepada orang yang mengetuk yang ternyata adalah ibu
kos.
“Enggak, ibu cuma mau nanya, yang di situ itu motor kamu?”
tanya ibu kos.
Evan melihat motor itu. Sudah jelas ini bukan mimpi
pikirnya.
“Oh iya bu, maaf, tidak boleh parkir di situ ya?” tanya Evan
agak ketakutan.
“Oh bukan gitu, ibu cuma penasaran saja, soalnya motor itu
suka terlihat di kosan ini dan tidak pernah ada yang lihat pengendaranya, tapi
ternyata kamu toh, yowes, makasih ya.” Jawab ibu kos.
“Fiuh, untung saja, kukira ini masalah uang kosan.” Pikir
Evan.
Evan pun mengunjungi rumah Anton. Sesampainya di sana,
terlihatlah Ryan yang sedang duduk di sofa dan masih termenung.
“Ada apa ini?” tanya Evan.
“Oh iya, aku baru ingat, kau kan lupa. Ada sesuatu yang
terjadi.” Kata Anton sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Evan, “Kakaknya
Ryan adalah pemimpin moenster.”
“Apa?!” kata Evan agak keras, “Ryan, aku.. turut..”
“Sudahlah, bukan salahmu.” Kata Ryan dengan tatapan kosong.
Di televisi yang sedang menyala, tiba-tiba acara talkshow
yang sedang berlangsung dipotong oleh breaking news.
“Permirsa, mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Kami baru
saja mendapat laporan dari sebuah video amatir, bahwa beberapa monster kembali
muncul dan sempat menyerang fx Sudirman. Berikut video amatirnya.”
“Itu vvombie! Dan warna emas itu rasanya tak asing…
jangan-jangan itu Ultimate PP?” teriak Evan.
“Kau kesanalah duluan, kami akan menyusul!” Kata Anton.
Evan pun menaiki Light Cycle dan langsung menuju fx
Sudirman. Sesampainya di sana, terlihatlah beberapa vvombie di luar yang sedang
menyerang beberapa pengunjung di sana.
“Hei, carilah lawan yang sepadan!” teriak Evan, “Berubah!”
*Genoveva Form*
“Rasakan ini! Light Gun!” teriak Evan.
Evan melawan vvombie yang lemah-lemah itu dengan mudahnya,
ia pun masuk ke dalam fx dan ia langsung tahu ke mana tujuannya, tidak lain dan
tidak bukan, Teater JKT48. Evan pun berlari dan sampailah ia di Teater.
Terlihatlah Chou Moenster yang sedang berdiri di depan Teater.
“Kau!” teriak Evan, “Jelaskan apa maumu?”
“Kau lagi. Aku? Hanya ingin menjadi bagian dari dunia
peridolan. Mereka tidak akan menerimaku jadi aku akan masuk dengan memaksa, dan
semua member yang lain akan kuubah menjadi moenster! Hahaha!”
“Berisik, kami para VVota tidak akan pernah menerima member
yang kejam sepertimu! Hissatsu. Wink wa Sankai!”
Light Gun menembakkan tembakan yang terlihat seperti kedipan
mata sebanyak 3 kali. Chou Moenster yang terlihat sedang lengah terkena
serangan itu, namun ia masih sanggup berdiri.
“Sialan kau, Kamen Rider. Kita akan bertemu lagi!” teriak
Chou Moenster lalu pergi.
“Cih, enak saja mau menyerang Teater kesayanganku ini.” Kata
Evan sambil kembali ke wujud manusia, “Eh loh. Show bakal ada lagi minggu depan!
Asik! Kasih tau Sandy ahh~”
Evan mengambil handphonenya dan menelepon Sandy, “Oi San,
show bakalan ada lagi minggu depan!”
“Iya aku tahu, aku lihat pengumumannya, sudah dari 3 hari
yang lalu, masa kau tidak tahu? Haha”
“Lah, kok aku baru tahu. Ya sudah deh.”
Evan pun teringat, di TV ia melihat kilauan Ultimate PP di
dekat Teater, namun setelah ia cari-cari, ia tidak menemukannya. Ia penasaran
siapakah orang di Ultimate PP tersebut?
***
Selanjutnya di Kamen Rider VVota
“Duh kok tidak ketemu ya?” gumamnya.
“JKT48 AKAN HANCUR!” teriak Chou Moenster.
“Siapapun itu, tolong pinjamkan kekuatanmu!” teriak Kamen
Rider VVota.
“Manis dan selalu disiplin!” Teriak Kamen Rider VVota sambil
menekan tombol di Light Handle.
Episode 8: Senyum Seribu Ekspresi